Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PT Sumbawa Timur Mining Soroti Peran Penting Eksplorasi dalam Ketahanan Mineral Kritis di Minerba Convex 2025

PT Sumbawa Timur Mining Soroti Peran Penting Eksplorasi dalam Ketahanan Mineral Kritis di Minerba Convex 2025 Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Sumbawa Timur Mining (STM), sebagai perusahaan eksplorasi tembaga yang memegang Kontrak Karya (KK) Generasi ke-7, menyampaikan wawasannya mengenai eksplorasi mineral kritis dalam acara Mineral & Batubara Convention–Expo (Minerba Convex) 2025. Kegiatan ini, yang berlangsung di Jakarta International Convention Center (JICC), diadakan oleh Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM sebagai sarana untuk bertukar inovasi serta memperluas peluang investasi di bidang pertambangan Indonesia. 

Presiden Direktur STM, Bede Evans, menjadi salah satu pembicara pada sesi diskusi bertema “Mineral Kritis & Strategis untuk Memperkuat Industrialisasi Nasional”. Selain Bede Evans, terdapat pembicara lainnya yakni Division Head of Downstream Strategy, Research, and Process Engineering MIND ID, Muhidin; Wakil Ketua Bidang Data dan Informasi Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik, Puryanto; serta Pakar Material Maju Indonesia Koesnohadi Kuncoro. Diskusi ini juga dihadiri para ahli dari kementerian dan lembaga terkait sebagai penanggap, serta kalangan umum. 

Mineral kritis, yang menjadi topik utama diskusi, adalah jenis mineral yang memiliki peran penting bagi perekonomian nasional, teknologi strategis, hingga transisi energi global. Namun, mineral ini memiliki kerentanan dalam hal ketersediaan pasokan. Menurut pemandu diskusi, Resvani, yang juga berperan sebagai Ketua Panitia Pelaksana Minerba Convex 2025, diperlukan kolaborasi lintas sektor dalam pengembangan mineral kritis untuk meningkatkan daya saing di kancah global. 

“Eksplorasi mineral kritis tidaklah mudah. Prosesnya membutuhkan investasi yang sangat besar, biasanya berada di lokasi yang sulit dijangkau, serta menghadapi berbagai tantangan teknis dan nonteknis. Kita memerlukan dorongan kolaborasi yang baik serta pengembangan penelitian dan kapasitas sumber daya manusia,” ujar Resvani, yang juga merupakan Wakil Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi).

Baca Juga: Berkat 'Program Partisipasi Desa', PT Sumbawa Timur Mining Raih CSR & PDB Awards 2025

Tembaga merupakan salah satu mineral kritis yang menjadi komponen penting dalam rencana transisi energi global. Namun, menurut studi S&P Global (2022), kesenjangan antara pasokan dan permintaan tembaga diperkirakan akan sangat besar pada tahun 2035 meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun 2022. Substitusi dan daur ulang tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan kendaraan listrik, infrastruktur kelistrikan, dan pembangkit energi terbarukan. 

Dalam pemaparannya, Bede Evans juga mengatakan bahwa kebutuhan terhadap mineral kritis tembaga terus meningkat baik secara nasional maupun global. “Sumbawa Timur Mining hadir sebagai perusahaan yang siap menjawab kebutuhan tersebut melalui pengembangan Proyek Hu’u. Proyek eksplorasi tembaga ini adalah rumah bagi Deposit Onto, deposit terbesar yang ditemukan dalam 15 tahun terakhir, dengan kapasitas produksi kelak diperkirakan mencapai 24 Mtpa pada Lift 1 dan 48 Mtpa pada Lift 2,” ujarnya. 

Bede juga menjelaskan, pendekatan yang dilakukan STM untuk menjadi perusahaan pertambangan tembaga kelas dunia meliputi beberapa strategi, di antaranya integrasi sains dan teknologi, kolaborasi lintas sektor, serta berkomitmen terhadap penerapan nilai-nilai Environmental, Social, and Governance (ESG). “Dalam mewujudkan perusahaan yang dapat berkontribusi secara optimal dan berkelanjutan, kami juga akan memanfaatkan potensi energi panas bumi untuk mendukung kebutuhan energi rendah karbon pada aktivitas kami,” jelasnya. 

Bede meyakini bahwa setiap pihak terkait memiliki peran pentingnya masing-masing dalam mengembangkan sektor mineral kritis di Indonesia. Menurutnya, peran yang diemban oleh STM sebagai bagian dalam sektor industri adalah berinvestasi pada teknologi dan metodologi yang tepat, patuh terhadap prinsip transparansi dan standar internasional untuk memastikan pengakuan hasil eksplorasi di pasar global, serta berkomitmen terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan. 

“Melalui kebijakan yang selaras, kolaborasi riset, penerapan teknologi maju, dan kapasitas sumber daya manusia yang kuat, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin global dalam eksplorasi mineral kritis. STM berkomitmen untuk turut serta dalam upaya nasional memperkuat rantai pasok mineral kritis melalui eksplorasi yang berkelas dunia, kolaboratif, dan berorientasi pada keberlanjutan,” tandasnya.

Baca Juga: Sidang Sengketa Tambang Nikel di Halmahera Timur, Kuasa Hukum PT WKM Minta Dua Terdakwa Dibebaskan

Minerba Convex tahun ini diikuti oleh lebih dari enam ribu pengunjung dari berbagai latar belakang, mulai dari pelaku usaha, pemerintah, akademisi, asosiasi, hingga masyarakat umum. Selain diskusi tematik, Minerba Convex 2025 juga menyajikan berbagai stan menarik, forum pendampingan pemenuhan regulasi pertambangan, hingga Mining Kids Adventure yang disediakan bagi anak-anak untuk mengenal dunia pertambangan dengan cara yang menyenangkan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: