- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Satu Abad Lebih, Kilang Plaju Masih Jadi Tulang Punggung Energi Nasional
Kredit Foto: PT Kilang Pertamina Internasional
Kilang Plaju, salah satu unit operasi PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), menunjukkan performa gemilang di usia lebih dari satu abad. Hingga akhir Agustus 2025, kilang yang beroperasi di Sumatera Selatan ini mencatat produksi bahan bakar optimal di berbagai lini.
Pjs. Corporate Secretary KPI, Milla Suciyani, menyampaikan bahwa pada periode tersebut, produksi gasoline di Kilang Plaju mencapai lebih dari 3 juta barel, sedangkan gasoil menembus 9 juta barel. Selain itu, kilang ini juga menghasilkan LPG lebih dari 85 ribu ton dan avtur di atas 175 ribu barel.
“Produksi ini menunjukkan betapa pentingnya Kilang Plaju dalam menjaga ketersediaan bahan bakar untuk masyarakat dan industri di wilayah Sumatera Bagian Selatan khususnya dan Indonesia pada umumnya,” ujar Milla dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (18/10/2025).
Baca Juga: Ini Peta Jalan Pembangunan Kilang Pertamina untuk Genjot Produksi BBM dan LPG
Milla menjelaskan, Kilang Plaju memiliki kapasitas pengolahan sebesar 126 ribu barel per hari atau sekitar 12 persen dari total kapasitas kilang milik Pertamina. Dengan kapasitas tersebut, kilang ini mampu menyuplai hingga 60 persen kebutuhan energi di Sumatera Bagian Selatan.
“Kilang Plaju merupakan salah satu bukti bagaimana pengelolaan kilang bisa tetap berkontribusi. Dibangun lebih dari satu abad, Kilang Plaju masih terus beroperasi sebagai penyokong energi nasional. Berbagai upaya dan inovasi memang terus dilakukan tidak hanya untuk menjaga kilang tetap beroperasi, tetapi juga agar kilang tetap relevan dengan zaman,” ujarnya.
Menurutnya, Kilang Plaju berperan penting menjaga kestabilan suplai energi nasional melalui produksi berbagai jenis bahan bakar minyak (BBM) seperti Solar, Bio Solar, Pertalite, dan Avtur. Selain itu, kilang ini juga memproduksi produk non-BBM, antara lain Polytam, SBPX, LPG, Decant Oil, serta produk intermedia seperti Naptha, POD, dan LRes.
Baca Juga: Kilang Pertamina Pamer 5 Capaian Strategis Hadapi Tantangan Energi Global
Kilang Plaju juga berkontribusi dalam mendukung program swasembada energi melalui produksi biodiesel berbasis minyak sawit.
"Bersama Kilang Kasim, Kilang Plaju turut mendukung program pemerintah dalam menghasilkan produk Biosolar 40% atau B40," ucapnya.
Program biodiesel tersebut dimulai dengan B20 pada 2019, meningkat menjadi B30, kemudian B35, dan sejak Januari 2025, Kilang Plaju berhasil memproduksi sekaligus mengirimkan B40 dengan kapasitas 750 ribu barel per bulan.
“Biodiesel B40 yang diproduksi Kilang Plaju tidak hanya memperkuat ketahanan energi nasional, tetapi juga memberi dampak positif bagi sektor perkebunan sawit melalui penyerapan bahan baku FAME sebesar 40 persen,” ungkapnya.
Baca Juga: Lewat Biodiesel B40 hingga SAF Minyak Jelantah, Pertamina Pacu Transformasi Bisnis Berkelanjutan
Tidak hanya fokus pada bahan bakar, Kilang Plaju juga menghadirkan inovasi ramah lingkungan dengan meluncurkan produk pendingin Breezon MC-32. Produk berbasis hidrokarbon ini lebih hemat energi dan tidak merusak lapisan ozon. Breezon MC-32 mulai diproduksi sejak 2020 sebagai alternatif pengganti refrigeran lama seperti CFC dan HCFC yang telah dilarang karena dampak lingkungannya.
Milla menambahkan, keunikan Kilang Plaju terletak pada penggunaan pembangkit gas turbine sebagai sumber energi utama yang terbukti stabil dan efisien dalam mendukung kelancaran produksi. Sistem ini menjadi salah satu kunci keberhasilan Kilang Plaju dalam menjaga pasokan energi nasional secara konsisten.
Selain itu, Kilang Plaju juga menjunjung tinggi aspek keselamatan kerja. Hingga Agustus 2025, kilang ini mencatat 143 juta jam kerja aman (JKA) kumulatif sejak 9 Desember 2009.
“Ibarat buah kelapa tua yang makin banyak santannya, Kilang Plaju semakin matang di usianya yang telah lebih dari satu abad. Kilang ini tidak hanya menjadi tulang punggung pasokan energi di Sumatera Bagian Selatan, tapi juga simbol kemandirian energi Indonesia. Kilang ini tetap relevan dengan zaman,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Djati Waluyo
Advertisement