Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Uni Eropa Didesak Bersikap Lebih Tegas Hadapi China: Mereka Butuh Kita

Uni Eropa Didesak Bersikap Lebih Tegas Hadapi China: Mereka Butuh Kita Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Bundesbank, Joachim Nagel mendesak negara-negara kawasan euro untuk bertindak lebih ofensif dalam melindungi kepentingan ekonomi dan industri mereka dalam hubungan dagang dengan China.

Uni Eropa menurutnya perlu mempersiapkan langkah strategis menyusul perang dagang yang bergejolak akibat tarif tinggi yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) ke China. Beijing menurutnya akan mengalihkan sebagian ekspornya ke pasar lain seperti Eropa.

Baca Juga: Indonesia–EU CEPA Rampung, Ekspor ke Eropa Siap Masuk Tarif Nol Persen

“Ketika berbicara tentang China. China lebih membutuhkan Eropa daripada Eropa membutuhkan China,” ujar Nagel, dilansir Senin (20/10).

“Kita adalah ekonomi yang kuat, dengan populasi 450 Juta. Jadi kita harus memainkan kartu dengan cara yang lebih ofensif," tambahnya.

Nagel menegaskan bahwa blok euro harus tetap menjaga dialog konstruktif dengan mitra dagangnya untuk menghindari perang dagang, namun juga wajib melindungi pasar internalnya dari potensi distorsi harga dan persaingan tidak seimbang.

Menurutnya, pasar terbesar bagi kawasan euro adalah wilayahnya sendiri, dan kebijakan ekonomi harus mencerminkan keyakinan pada kekuatan internal dari Uni Eropa.

Diketahui, Amerika Serikat-China tengah berkonflik dagang menyusul ancaman kebijakan tarif tambahan seratus persen terhadap Beijing. Washington mengatakan hal itu akibat kebijakan ekspor mineral tanah jarang dair China.

China, akibat perang dagang itu, diprediksi akan mengalihkan produk industri dan bahan antara ke pasar lain, termasuk Eropa. Langkah ini dapat menekan perusahaan lokal karena harga barang negara tersebut yang lebih murah sulit ditandingi.

Baca Juga: Indonesia–China Teken 9 Kesepakatan Dagang di Trade Expo Indonesia 2025

Selain itu, pembatasan ekspor bahan penting seperti logam tanah jarang (rare earth) juga turut memukul perusahaan besar kawasan euro yang bergantung pada pasokan tersebut. Di China, Eropa juga menghadapi kompetisi ketat dari merek-merek lokal.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: