Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inflasi Rendah Jadi Alasan BI Longgarkan Kebijakan Moneter

Inflasi Rendah Jadi Alasan BI Longgarkan Kebijakan Moneter Kredit Foto: Antara/ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic/Ilustrasi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Prasasti Center for Policy Studies (Prasasti) menilai langkah Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga dalam beberapa bulan terakhir merupakan kebijakan yang sesuai dengan ruang makro yang tersedia, tanpa intervensi pemerintah. Stabilitas inflasi dan nilai tukar dinilai memberi ruang bagi bank sentral untuk mulai mendorong pertumbuhan ekonomi.

Research Director Prasasti, Gundy Cahyadi, mengatakan bahwa keputusan BI menurunkan suku bunga merupakan sinyal bahwa tekanan inflasi saat ini tergolong rendah dan terkendali. Namun, ia mengingatkan bahwa inflasi yang terlalu rendah justru mencerminkan lemahnya permintaan domestik.

“Inflasi kita sudah sangat rendah, bahkan menurut saya sudah terlalu rendah. Itu bukan hal yang sepenuhnya baik karena menunjukkan konsumsi masyarakat belum pulih kuat,” ujar Gundy, dikutip Selasa (21/10/2025).

Baca Juga: Dalam Pertemuan IMF, Bos BI Ungkap Tiga Strategi Jaga Ketahanan Ekonomi RI

Ia menilai kebijakan moneter yang lebih longgar perlu diiringi dengan stimulus fiskal yang terukur agar daya beli dan aktivitas ekonomi kembali menguat. Dengan demikian, kebijakan pemerintah dan bank sentral dapat berjalan seimbang antara stabilitas dan pertumbuhan.

Sementara itu, Policy and Program Director Prasasti, Piter Abdullah, menegaskan bahwa langkah penurunan suku bunga oleh BI dilakukan secara independen sesuai mandat undang-undang. Ia menampik anggapan adanya tekanan atau arahan dari pemerintah terhadap keputusan tersebut.

"Tidak ada satu pun kebijakan moneter yang diarahkan oleh presiden atau pemerintah. BI punya ruang untuk bertindak karena inflasi rendah, nilai tukar stabil, dan pertumbuhan butuh dorongan. Itu murni keputusan independen,” tegas Piter.

Piter menjelaskan, kondisi makro yang stabil membuat BI kini lebih fokus pada sisi pertumbuhan ekonomi setelah sebelumnya menjaga stabilitas moneter. 

Ia menilai keseimbangan antara stabilitas dan ekspansi ekonomi menjadi kunci menjaga momentum pertumbuhan nasional.

Baca Juga: Harga Emas Sentuh Rekor Baru, Didukung Harapan Pemangkasan Suku Bunga AS

Menurutnya, ruang pelonggaran moneter juga didukung oleh kondisi global yang relatif stabil, termasuk terkendalinya harga minyak dunia. 

Faktor ini memberikan keyakinan tambahan bagi Indonesia untuk mempertahankan kebijakan moneter akomodatif tanpa mengorbankan stabilitas nilai tukar.

"Harga komoditas dan minyak yang relatif stabil memberi keyakinan bahwa pelonggaran moneter bisa dilakukan dengan aman. Jadi bukan karena dorongan politik, tapi karena ruang makronya memang terbuka,” kata Piter.

Keduanya menilai bahwa ke depan, kebijakan moneter perlu tetap berhati-hati agar tidak terlalu cepat memperlonggar, mengingat pemulihan ekonomi domestik masih bergantung pada efektivitas kebijakan struktural dan reformasi sektor riil.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: