Bursa Eropa Cetak Rekor, Didorong Efek Sanksi Trump ke Rusia

Bursa Eropa ditutup pada rekor tertinggi pada perdagangan di Kamis (23/10). Kenaikan tersebut didorong oleh lonjakan saham energi menyusul sanksi terbaru dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Indeks Stoxx 600 naik 0,37% menjadi 574,43 poin. Capaian tersebut menandai penutupan tertinggi sepanjang masa.

Baca Juga: Uni Eropa Pertimbangkan Balas Pembatasan Ekspor Logam Tanah Jarang China

Saham sektor energi melonjak tajam menyusul manuver dari Washington. Mereka menjatuhkan sanksi terhadap Rosneft dan Lukoil. Keduanya adalah dua raksasa energi yang berasal dari Rusia.

“Secara kasat mata, pengumuman sanksi terhadap kedunya merupakan eskalasi besar dalam penargetan sektor energi dan bisa menjadi guncangan yang cukup untuk mendorong pasar minyak global ke posisi defisit tahun depan,” kata Kepala Ekonom Iklim dan Komoditas Capital Economics, David Oxley.

Namun, Oxley menambahkan bahwa dampak jangka panjang terhadap harga minyak akan bergantung pada durasi dan efektivitas penegakan sanksi tersebut.

Di sisi lain, musim laporan keuangan kuartalan perusahaan kawasan euro tengah berlangsung penuh. Investor mencari tanda-tanda apakah ketidakpastian perdagangan global mulai menekan profitabilitas korporasi.

Saham Kering menguat setelah melaporkan penurunan penjualan kuartalan yang lebih kecil dari perkiraan analis.

Sebaliknya, STMicroelectronics melemah karena prospeknya untuk kuartal empat berada di bawah ekspektasi pasar akibat lemahnya permintaan di sektor otomotif. Dassault Systèmes juga turun setelah memangkas proyeksi pertumbuhan pendapatan tahunannya.

Baca Juga: Bursa Asia Melemah, Pasar Saham Pilih Tunggu Kunjungan Trump

Hingga saat ini, hampir setengah dari perusahaan dalam bursa yang telah melaporkan kinerja kuartalannya berhasil melampaui estimasi analis. Namun hal itu merupakan jumlah yang lebih rendah dibandingkan rata-rata dalam kuartal biasanya.