Indeks Dolar AS Menguat Jelang Pertemuan Dagang AS–Tiongkok, Bagaimana Nasib Rupiah?
Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Indeks dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan hari ini, Senin (27/10/2025), didorong oleh optimisme pasar terhadap potensi kesepakatan dagang antara AS dan Tiongkok serta ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter oleh Federal Reserve.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent pada Minggu (26/10/2025) menyatakan, pejabat kedua negara telah menyusun “kerangka kerja yang sangat substansial” untuk perjanjian dagang yang memungkinkan Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping membahas langkah kerja sama lebih lanjut dalam pekan ini.
"Bessent mengatakan kerangka kerja tersebut akan menghindari tarif AS sebesar 100% atas barang-barang Tiongkok dan mencapai penangguhan kontrol ekspor logam tanah jarang Tiongkok," jelas Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Traze Andalan Futures sekaligus Pengamat Ekonomi, Mata Uang & Komoditas, dikutip dari keterangan resmi, Senin (27/10/2025).
Baca Juga: Lebih Lemah dari Ekspektasi, Data Inflasi Lebih Kikis Dolar AS
Menurut Ibrahim, Trump pun sudah menunjukkan rasa optimisnya jika Amerika akan mencapai kesepakatan dengan Tiongkok setelah pertemuan tersebut.
Sementara itu, laporan indeks harga konsumen (CPI) AS yang lebih rendah dari perkiraan pada pekan lalu memperkuat spekulasi pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Investor kini menantikan keputusan resmi bank sentral tersebut yang dijadwalkan dirilis pada Kamis dini hari waktu Indonesia.
Penguatan dolar AS juga menekan nilai tukar rupiah yang ditutup melemah 19 poin ke level Rp16.621 per dolar AS dalam perdagangan sore ini, setelah sempat turun hingga 35 poin di posisi Rp16.650. Ibrahim memperkirakan pergerakan rupiah pada Selasa (28/10/2025) akan tetap fluktuatif dalam rentang Rp16.620–Rp16.650 per dolar AS.
Baca Juga: Dolar Menguat Tipis Jelang Rilis Data Inflasi AS
"Pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 19 point sebelumnya sempat melemah 35 point
dilevel Rp.16.621 dari penutupan sebelumnya di level Rp.16.602 Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang
rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp. 16.620 - Rp.16.650," jelas Ibrahim.
Dari sisi domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2025 diproyeksikan melambat menjadi 4,9% secara tahunan, lebih rendah dari 5,12% pada kuartal sebelumnya. Pelemahan tersebut dipengaruhi turunnya indeks kepercayaan konsumen pada September 2025.
Meski demikian, pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan kembali menguat pada kuartal IV/2025 didorong peningkatan belanja pemerintah dan penyaluran Saldo Anggaran Lebih (SAL). Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) juga menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,9%, mencerminkan optimisme terhadap langkah kebijakan propertumbuhan Bank Indonesia dan peningkatan investasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement