Diterapkan dalam Pembelajaran, AI dan Coding Diharapkan Ciptakan Generasi Kritis
Kredit Foto: Cloudera
Salah satu hasil penerapan AI dan coding tersebut adalah aplikasi “Taman Bersih”, karya Asha Kayana Putri Jolly, siswi kelas VIII. Di depan Wamen Atip, Asha mempresentasikan bagaimana teknologi digunakan untuk membantu masyarakat menjaga kebersihan lingkungan. Aplikasi tersebut ia bangun bersama dalam platform Thunkable dengan bantuan dari guru pendamping.
Ia mengungkapkan bahwa pelajaran coding di sekolah membuatnya lebih siap melanjutkan ke jenjang kuliah di luar negeri dan bekerja lebih cepat. Dari beberapa proyek yang dibuatnya juga telah menghasilkan uang dan menjadi contoh praktik baik AI di sekolah.
“Di aplikasi itu kita dapat mengunggah foto terkait pengelolaan sampah, mulai dari klasifikasi jenis sampah dan bagaimana cara mendaur ulang sampah tersebut. Aplikasi tersebut juga dibantu oleh ChatGPT sebagai sumber jawaban pembantu masyarakat. Selain itu, pemanfaatkan teknologi juga saya gunakan untuk membantu mengerjakan tugas sekolah dan bekerja kelompok di luar jam sekolah,” ucap Asha.
Mengakhiri kunjungannya Wamen Atip Senam Anak Indonesia Hebat dengan para murid Sekolah Cendekia Harapan.
“Sekolah Cendekia Harapan menjadi contoh nyata bagaimana inovasi dan kolaborasi dapat mendorong sekolah beradaptasi dengan kemajuan teknologi tanpa meninggalkan nilai kemanusiaan. Melalui integrasi coding dan AI, sekolah diharapkan mampu membentuk generasi pembelajar yang kritis, kreatif, serta siap menghadapi tantangan era digital,” pungkas Wamen Atip.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement