Kredit Foto: Uswah Hasanah
Chief Operating Officer Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Pandu Sjahrir, menyebut proyek waste-to-energy (WTE) kini menjadi magnet bagi investor. Tingkat Internal Rate of Return (IRR) yang tergolong sehat menjadikan proyek ini memiliki daya tarik tinggi, baik dari sisi komersial maupun ekonomi.
“IRR (nya) itu sudah dihitungkan secara project menurut saya sih bagus ya, itu high single digit secara dolar,” ujar Pandu dalam bincang bersama awak media, Senin (3/11/2025).
Pandu menjelaskan, IRR yang kompetitif membuat minat investor melonjak tinggi.
“Ada 200 (investor) yang apply pertama sekarang kita udah 24 yang udah lolos hampir tahap terakhir ini poinnya. 200 orang tertarik dari 200 itu 100 dari Indonesia, sisanya dari luar negeri. gak mungkin rendah dong (IRR-nya),” ungkapnya.
Baca Juga: Pekan Ini Danantara Siap Lelang 7 Proyek PLTSa, Target Groundbreking Awal 2026
Ada pun Danantara bakal melakukan lelang proyek WTE/PLTSa di 7 provinsi pada 6 november mendatang.
“kurang lebih kurang lebih (investasinya) mencapai 2,5 sampai 3,2 triliun mungkin,” tambahnya.
Struktur Pendanaan: Kombinasi Equity dan Project Financing
Dari sisi pembiayaan, Pandu menjelaskan bahwa proyek WTE umumnya mengadopsi skema project financing dengan komposisi 70 persen utang (debt) dan 30 persen ekuitas (equity). Struktur ini terbukti menarik minat banyak lembaga keuangan, baik domestik maupun internasional.
“Biasanya proyek financing itu 70 persen debt dan 30 persen equity. Yang menarik, banyak sekali bank — baik bank lokal maupun asing — yang ingin ikut masuk,” jelasnya.
Baca Juga: Kementerian ESDM Pastikan Gas Buang PLTSa Aman, Sesuai Analisis AMDAL
Tingginya minat tersebut, kata Pandu, menunjukkan fenomena crowding in, di mana keterlibatan swasta justru mendorong semakin banyak institusi keuangan tertarik menyalurkan pembiayaan hijau.
“Kalau equity-nya setinggi itu, apalagi dari sisi debt. Kita akan cari yang paling kompetitif untuk tiap proyek. Ini bagus sekali dari sisi capital formation, karena banyak sektor swasta dan bank yang ingin ikut,” ucapnya.
Pandu menegaskan, kombinasi antara IRR yang menarik, skema pembiayaan kompetitif, dan dampak sosial-ekonomi nyata menjadi fondasi keberhasilan proyek-proyek hijau yang tengah dikembangkan Danantara.
Baca Juga: PJBL PLTSa Berdurasi 30 Tahun, Pengembang Wajib Jamin Pasokan Stok Sampah
“Kita akan mencari mana yang terbaik untuk siap proyek yang ada jadi ini bagus sekali dari sisi capital formation banyak private sector banyak juga bank-bank asing dan dalam negeri yang ingin ikut yang bagusnya ini salah satu contoh crowding in dari sisi proyek dan antara,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Advertisement