Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

AI Pilar Utama dalam Peningkatan Daya Saing Industri Nasional

AI Pilar Utama dalam Peningkatan Daya Saing Industri Nasional Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan peran penting teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam peningkatan daya saing industri nasional.

Menurutnya, AI merupakan salah satu pilar utama yang mendorong efisiensi, inovasi, dan daya saing pada sektor industri di tengah perubahan arus teknologi.

Baca Juga: Majukan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Berkelanjutan, Kemenpar Perkuat SDM

Ia menjelaskan AI tidak hanya membantu otomatisasi proses, tetapi juga memberikan kemampuan analisis data yang cepat dan akurat.

“Dalam konteks industri, penerapan AI dapat meningkatkan produktivitas, mengoptimalkan rantai pasok, serta menciptakan produk dan layanan yang lebih adaptif terhadap kebutuhan pasar,” imbuhnya,  dikutip dari siaran pers Kemenperin, Senin (17/11).

Indonesia memiliki 4,43 juta unit usaha IKM yang menyerap lebih dari 12,8 juta tenaga kerja, sehingga percepatan transformasi digital menjadi kebutuhan mendesak. Kemenperin mencatat kinerja sektor manufaktur pada Triwulan III 2025 tumbuh 5,58%, dengan kontribusi terhadap PDB mencapai 17,39%, dan Industri Kecil dan Menengah (IKM) menjadi bagian yang turut menopang struktur industri nasional.

Melalui program e-Smart IKM, hingga Triwulan III 2025 Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) telah melatih 31.306 IKM dalam peningkatan literasi digital, onboarding marketplace, dan pemanfaatan teknologi untuk proses bisnis. Namun, hasil self-assessment INDI 4.0 terhadap IKM menunjukkan skor rata-rata 1,45, menandakan perlunya adopsi teknologi lebih lanjut.

Direktur Jenderal IKMA, Reni Yanita, menjelaskan bahwa kerja sama dengan MediaWave diharapkan membantu pelaku IKM memanfaatkan teknologi AI secara lebih mudah dan murah.

“Menurut Amazon Web Services (AWS) & Strand Partners di Indonesia, dari perusahaan yang telah mengadopsi AI, 59% melaporkan peningkatan pendapatan dengan rata-rata sampai 16%,” kata Reni dalam sambutannya pada acara Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Direktorat Jenderal IKMA dengan PT Media Wave Interaktif (MWX) yang dilaksanakan pada acara Workshop Pemanfaatan AI untuk IKM di Kota Bogor, Jum’at (14/11).

Penandatanganan kerja sama ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang digelar Ditjen IKMA, berupa Workshop Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) untuk Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang berlangsung pada 13–14 November 2025 di Hotel Ibis Styles Bogor Pajajaran.

Workshop yang diikuti oleh 65 pelaku IKM ini mengangkat topik Awareness Transformasi IKM dan Adopsi INDI 4.0, serta sosialisasi pedoman keamanan siber di sektor industri yang bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Selain itu, MediaWave (MWX) juga memberikan pelatihan langsung kepada IKM mengenai pemanfaatan AI dalam proses produksi, pemasaran digital (marketing), hingga penjualan, sehingga peserta dapat menerapkan teknologi tersebut dalam kegiatan operasional sehari-hari.

“Selain akselerasi teknologi cerdas, kita juga harus menegakkan pedoman keamanan siber yang kuat dan berkelanjutan. Keamanan siber bukan lagi pilihan, tetapi keharusan strategis untuk menjaga keandalan sistem dan kepercayaan publik. Implementasi cybersecurity framework, penguatan literasi digital, serta pengawasan terhadap tata kelola data perlu berjalan seiring dengan inovasi teknologi,” papar Reni.

Kerja sama dengan MediaWave menghadirkan akses platform AI yang dapat digunakan pelaku IKM untuk pembuatan konten pemasaran otomatis, perencanaan bisnis, laporan keuangan otomatis, manajemen keamanan siber, hingga riset pengembangan produk.

Founder dan CEO MediaWave, Yose Rizal, menyampaikan bahwa teknologi AI mampu mempercepat proses bisnis IKM secara signifikan. “AI dapat menyelesaikan pekerjaan 2–5 kali lebih cepat dengan biaya lebih rendah. Masih ada kesenjangan teknologi, karena 90% UMKM global belum memiliki akses tools AI. Kami berharap kolaborasi dengan Kemenperin ini mempercepat adopsi di puluhan ribu IKM,” ujarnya.

Kemenperin menilai kolaborasi ini sebagai langkah penting untuk memperluas adopsi teknologi digital di sektor IKM. Ke depan, fasilitasi pemanfaatan AI akan terus ditingkatkan agar IKM semakin kompetitif dan mampu bersaing di pasar domestik maupun global.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: