Kredit Foto: Cita Auliana
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) alami defisit sebesar Rp479,7 triliun atau setara 2,02 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hingga akhir Oktober 2025.
Defisit ini meningkat dibandingkan posisi September 2025 sebesar Rp371,5 triliun atau 1,65 persen terhadap PDB, serta lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp309,1 triliun atau 1,4 persen terhadap PDB.
"Defisit APBN per 30 Oktober 2025 tercatat Rp479,7 triliun atau sebesar 2,02 dari PDB, ini berada dalam batas aman dan terkendali," kata Purbaya dalam konferensi pers APBN KiTa, Jakarta, Kamis (20/11/2025).
Baca Juga: Pemerintah Kaji Penggunaan APBN untuk Renovasi Pesantren
Selanjutnya, Purbaya mengatakan pendapatan negara tercatat Rp2.113,3 triliun, atau 73,7 persen dari outlook APBN. Kinerja ini ditopang penerimaan perpajakan yang mencapai Rp1.708,3 triliun atau 71,6 persen, terdiri dari penerimaan pajak Rp1.459 triliun serta kepabeanan dan cukai Rp249,3 triliun. Sementara itu, PNBP mencapai Rp302,4 triliun.
Sementara itu, belanja negara mencapai Rp2.593,0 triliun atau mencapai 73,5 persen dari outlook. Angka ini melonjak dari realisasi periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2.556,7 triliun.
Baca Juga: Pemerintah Siapkan Skema PSO untuk Whoosh, Tak Semua Ditanggung APBN
Belanja pemerintah pusat terealisasi Rp1.879,6 triliun atau 70,6 persen, terdiri dari belanja K/L Rp961,2 triliun atau 75,4 persen, serta belanja non-K/L Rp918,4 triliun atau 66,2 persen. Adapun transfer ke daerah tercatat Rp713,4 triliun, atau 82,6 persen.
“Belanja ini diprioritaskan untuk menjaga daya beli masyarakat, memperkuat infrastruktur, dan mendorong reformasi struktural,” jelas Purbaya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement