Kredit Foto: Istimewa
Dia menegaskan bahwa teknologi bukan lagi sekadar konsep futuristik. Kecerdasan buatan, sensor pintar, robotik, hingga blockchain kini menjadi alat praktis yang mampu membantu petani, nelayan, dan pembudidaya menghadapi ketidakpastian iklim, memprediksi hama, memastikan keamanan pangan, dan mengelola sumber daya secara bijak. Ia menyebut bahwa pertemuan APFITA 2025 akan menjadi katalis bagi kemitraan baru dan dampak nyata bagi kawasan.
General Secretary APFITA, Prof. Okayasu Takashi, turut menegaskan bahwa Indonesia memiliki posisi strategis dalam ekosistem pangan global. Kekayaan pertanian dan maritim Indonesia memberikan konteks inspiratif bagi diskusi mengenai masa depan agro-maritim.
Ia menyatakan bahwa tema APFITA 2025, Innovative Digital Technology for Global and Sustainable Agro-Maritime Industry, mencerminkan evolusi visi organisasi dalam memadukan sektor pertanian dan maritim.
Menurutnya, perpaduan kedua sektor ini merupakan pengakuan atas sifatnya yang saling melengkapi dan peluang teknologi yang dapat ditransformasikan untuk generasi mendatang.
Dengan proyeksi penduduk dunia yang akan melampaui 10 miliar pada 2050, Prof. Okayasu menekankan urgensi inovasi. Ia menambahkan bahwa teknologi digital seperti kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), analisis big data, dan teknologi baru lainnya membuka peluang besar untuk menghadapi perubahan iklim, keterbatasan sumber daya, serta kebutuhan praktik berkelanjutan.
Namun, ia mengingatkan bahwa teknologi hanya akan berarti bila inklusif dan memberikan manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan, khususnya petani, nelayan dan pembudidaya kecil sebagai tulang punggung sistem pangan global.
Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menginisiasi program ekonomi biru sebagai peta jalan sektor kelautan dan perikanan. Kebijakan di dalamnya mencakup perluasan kawasan konservasi, hingga pembersihan sampah plastik di laut, yang tujuannya tidak hanya meningkatkan produktivitas dan daya saing produk perikanan Indonesia, tapi juga menjaga keberlanjutan ekosistem sektor itu sendiri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Advertisement