- Home
- /
- EkBis
- /
- Transportasi
Taktik Baru Kemenhub Cegah Macet Logistik di Merak–Bakauheni saat Nataru
Kredit Foto: Azka Elfriza
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga efisiensi logistik nasional selama puncak arus Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), khususnya di lintasan Merak–Bakauheni yang menjadi jalur utama distribusi barang.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Aan Suhanan, menegaskan pentingnya pengendalian arus kendaraan agar pergerakan logistik tidak terganggu pada masa lonjakan perjalanan tahunan.
“Saya optimistis kita bisa melaksanakan operasi Nataru kali ini dengan baik. Kami sudah menyiapkan beberapa strategi yang akan dilaksanakan saat operasi nanti karena selama dua tahun terakhir Merak jadi salah satu titik krusial saat masa Nataru,” ujarnya dalam dalam rapat koordinasi bersama para pemangku kepentingan di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Selasa (25/6/2025).
Baca Juga: Kemenhub Dorong Transformasi BLU Transportasi Udara Jadi Entitas Produktif
Untuk mengurai kepadatan yang berpotensi menghambat distribusi barang, Ditjen Perhubungan Darat kembali menerapkan skema pembagian pelabuhan.
Arus kendaraan dari Merak menuju Bakauheni dibagi ke tiga pelabuhan: BBJ Bojonegara, Pelabuhan Merak, dan Ciwandan. Satu pelabuhan tambahan, Pelabuhan Krakatau Bandar Samudera (KBS), disiapkan sebagai contingency plan bila kapasitas tiga pelabuhan utama terlampaui.
Di Bakauheni, pembagian arus kendaraan juga dilakukan melalui tiga pelabuhan: BBJ Muara Pilu, lintasan utama Pelabuhan Bakauheni–Merak, serta Pelabuhan PT Wijaya Karya Beton untuk arus dari dan ke Ciwandan.
Dengan adanya skema ini diharapkan menjaga kelancaran mobilitas logistik, terutama kendaraan angkutan barang yang kerap terdampak antrean pengguna jasa penyeberangan.
Selanjutnya, strategi lainnya adalah penerapan delaying system guna mencegah penumpukan kendaraan menuju pelabuhan. Penyaluran arus dilakukan melalui buffer zone di sejumlah titik rest area dan jalan arteri.
Di Merak, kapasitas buffer zone mencakup rest area KM 13, KM 43, KM 68, serta arteri Cikuasa Atas yang mampu menampung 1.050 kendaraan kecil dan 200 kendaraan roda dua.
Sementara itu, Lampung menyiapkan delapan titik buffer zone dengan total kapasitas 1.190 kendaraan kecil.
Baca Juga: SDM Penerbangan Indonesia Diuji ICAO, Ini Strategi Kemenhub
Aan juga meminta seluruh pihak mengantisipasi potensi gangguan akibat cuaca ekstrem pada Desember hingga Januari.
“Dari BMKG memprediksi untuk cuaca di Desember jadi puncak musim hujan, disertai angin, ada juga potensi banjir rob. Kemudian ada beberapa prediksi terkait gelombang dan kecepatan angin yang perlu diwaspadai sehingga keselamatan penyeberangan bisa terjamin,” katanya.
Pada momen yang sama, ia menambahkan bahwa koordinasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan operasi Nataru 2025/2026.
Sekedar informasi, rapat tersebut turut dihadiri perwakilan Kemenko Infrawil, BMKG, PT ASDP, Dirlantas Polda, serta dinas perhubungan provinsi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement