Kredit Foto: Krakatau Steel
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) mempercepat restrukturisasi utang sebagai strategi utama menurunkan liabilitas dan beban bunga, yang diharapkan menjadi titik balik pemulihan kinerja perseroan.
Direktur Keuangan KRAS, Daniel Fitzgerald Liman, menyampaikan dengan penegasan bahwa penyesuaian struktur pinjaman menjadi fondasi perbaikan fundamental keuangan perusahaan.
KRAS melakukan restrukturisasi melalui skema haircut bersama sejumlah bank swasta yang tergabung dalam konsorsium. Berdasarkan perhitungan terbaru, total utang yang sebelumnya mencapai US$1,7 miliar kini menyusut menjadi sekitar US$1,1 miliar sebagai bagian dari kesepakatan restrukturisasi yang berjalan sejak 2019.
“Total utang Krakatau akan turun menjadi sekitar US$1,1 miliar, dan beban keuangan per tahunnya akan turun sekitar US$50 juta,” ujarnya, dalam konferensi pers virtual pada Selasa (25/11/2025).
Baca Juga: Bakal Dapat Kucuran Dana dari Danantara, Bos Krakatau Steel Bilang Gini
Selain pemangkasan pokok pinjaman, perseroan juga memperoleh penyesuaian bunga pinjaman dari perbankan. Daniel mengatakan imbal hasil pinjaman diperkirakan turun menjadi 1% setelah seluruh proses restrukturisasi selesai. “Jadi secara agregat setelah restrukturisasi ini selesai, bunga Krakatau akan turun menjadi 1%,” katanya.
Efek restrukturisasi mulai terlihat pada laporan keuangan kuartal III/2025 yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia. KRAS mencatat laba periode berjalan US$22,1 juta atau setara Rp367,8 miliar, berbalik dari rugi US$185,2 juta pada kuartal III/2024. Lonjakan tersebut terutama berasal dari keuntungan penyelesaian kewajiban dipercepat akibat keringanan restrukturisasi utang sebesar US$156,7 juta, nilai yang tidak muncul pada periode sebelumnya.
Baca Juga: Terungkap: Ini Sebab Krakatau Steel Tak Lagi Bisa Ngutang ke Perbankan
Selain itu, selisih kurs bersih berubah menjadi pendapatan US$33,07 juta dari sebelumnya rugi US$22,6 juta. Sementara dari sisi operasional, pendapatan usaha naik menjadi US$706,08 juta dari US$657,52 juta, namun beban pokok pendapatan meningkat menjadi US$652,9 juta sehingga laba kotor turun menjadi US$53,1 juta dari US$64,2 juta.
Pada sisi beban operasional, sejumlah pos seperti penjualan dan aktivitas operasi meningkat dan turut menekan performa usaha. Kondisi ini membuat rugi usaha melebar menjadi US$37,8 juta. Meski demikian, kontribusi keuntungan restrukturisasi dan pergerakan kurs mendorong laba sebelum pajak berada di level US$31,7 juta. Setelah memperhitungkan pajak penghasilan, laba periode berjalan meningkat menjadi US$24,04 juta, sementara total laba komprehensif mencapai US$58,3 juta.
Adapun total aset KRAS turun menjadi US$2,82 miliar pada akhir kuartal III/2025 dari US$2,89 miliar pada Desember 2024. Manajemen menilai proses restrukturisasi yang masih berjalan menjadi momentum stabilisasi neraca sekaligus ruang bagi percepatan pemulihan operasional dalam beberapa tahun mendatang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement