Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
“Strategi yang dapat diterapkan yaitu diferensiasi produk dengan daya saing tinggi, penguatan SDM dan riset, efisiensi industri, perbaikan sisi suplai, dan promosi dagang strategis. Keseluruhan faktor tersebut membuat Indonesia menjadi lebih kompetitif,” ujar Roby.
Adapun Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan dan Perjanjian Luar Negeri Kadin Indonesia, Pahala Mansury turut melengkapi perspektif dengan berfokus pada peran sektor swasta. Menurutnya, peran pelaku usaha menjadi sangat sentral dalam memastikan Indonesia jadi bagian rantai pasok dunia melalui proses industrialisasi yang efektif dan sesuai standar global. Pahala mengangkat studi kasus nikel di mana Indonesia sukses menjadi bagian dari rantai pasok global dengan peningkatan nilai tambah yang sangat signifikan.
Namun, masih muncul tantangan yaitu ketergantungan terhadap investasi RRT dan kurangnya alih teknologi. Untuk mengatasi hal tersebut, ia menggarisbawahi pentingnya optimalisasi pemanfaatan CEPA, termasuk untuk sektor strategis lainnya seperti ekonomi hijau (baterai dan panel surya), mesin dan otomotif, dan sistem pengadaan untuk produk tekstil, alas kaki, dan kesehatan (obat, vaksin, dan alat-alat kesehatan).
“Indonesia saat ini telah memiliki akses pasar yang baik. Yang masih perlu ditingkatkan yaitu kemitraan strategis antara pelaku usaha Indonesia dengan produsen global,” jelasnya.
Di sisi lain, Alisa Kartika Dewi sebagai salah satu mahasiswa yang menjadi peserta, mengungkapkan kesannya terhadap pelaksanaan acara ini.
“Kegiatan ini penuh wawasan yang baru dan berguna bagi kami mahasiswa, sehingga membuat kami paham tentang tantangan global dan bagaimana generasi muda perlu bersikap dan bersiap diri. Kami berharap, GTT dapat dilaksanakan kembali di IPB University tahun depan,” tutur Alisa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement