Dekarbonisasi Bukan Sekadar Retorika, TOBA Buktikan Transisi Energi sebagai Mesin Pertumbuhan Laba

PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) menyampaikan pergeseran bisnis dari energi fosil menuju portofolio rendah karbon tidak lagi sekadar komitmen keberlanjutan, melainkan strategi yang terbukti memperkuat kinerja keuangan perusahaan. 

Direktur TBS Energi Utama, Juli Oktarina, mengatakan proses dekarbonisasi telah membawa perubahan signifikan pada profil pendapatan dan profitabilitas TOBA.

"Kami menyadari bahwa climate risk is a financial risk. Namun, kami membalikkan pandangan tersebut. Dekarbonisasi justru kami jadikan sebagai mesin pertumbuhan," ujar Juli Oktarina ESG Symposium 2025 Indonesia di Jakarta,Selasa (2/12/2025).

Baca Juga: Meski Ditender Ulang PLN, TBS Energi Pastikan Tetap Ikut Garap PLTB Oelbubuk

Langkah radikal TOBA tertuang dalam komitmen alokasi modal sebesar US$600 juta hingga tahun 2030 untuk mengembangkan tiga lini bisnis baru: Waste Management, Renewable Energy, dan Electric Vehicle. 

Perusahaan mengklaim, 50% dari modal tersebut telah direalisasikan, utamanya melalui akuisisi sektor waste management di Singapura.

Dampak dari transformasi ini sudah tercermin jelas dalam kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan laporan keuangan terbaru, bisnis pengelolaan limbah (waste management) kini menjadi kontributor utama perusahaan, menyumbang 39% dari total pendapatan konsolidasi dan bahkan berkontribusi hingga 88% pada EBITDA perusahaan.

Baca Juga: Fokus di Tiga Bisnis Baru, TBS Siapkan Investasi US$600 Juta Hingga 2030

"Angka ini menunjukkan bahwa kami tidak hanya bergerak di atas kertas. Hasil divestasi dua PLTU dan penghentian tambang batu bara akan didaur ulang menjadi revenue berkelanjutan yang terbukti memberikan return optimal bagi pemegang saham," tutup Juli.