Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gaya Hidup Konsumtif Tekan Tabungan Masyarakat

Gaya Hidup Konsumtif Tekan Tabungan Masyarakat Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Rendahnya tingkat tabungan masyarakat usia produktif menjadi sinyal lemahnya kesiapan finansial jangka panjang di tengah tekanan biaya hidup dan fluktuasi inflasi. Survei GoodStats bertajuk Perilaku Mengelola Keuangan Masyarakat 2024 mencatat hanya 30% responden yang memiliki tabungan, sementara 70% lainnya tidak menabung sama sekali.

Temuan tersebut menunjukkan rendahnya kesadaran perencanaan keuangan di kelompok usia yang seharusnya berada pada fase produktif dan optimal dalam membangun fondasi finansial. Dalam survei yang sama, sebanyak 34,5% responden mengaku menghabiskan seluruh pendapatan untuk konsumsi tanpa menyisihkan dana.

Pola tersebut mencerminkan dominasi orientasi jangka pendek dalam pengelolaan keuangan rumah tangga. Pengeluaran untuk gaya hidup, seperti perjalanan wisata, aktivitas hiburan, hingga pembelian barang bermerek, menjadi prioritas dibandingkan pembentukan tabungan.

Baca Juga: Tekanan Ekonomi Dorong Masyarakat Beralih ke Tabungan dan Deposito

Tekanan terhadap kemampuan menabung masyarakat usia produktif juga diperparah oleh kondisi ekonomi makro. Inflasi Indonesia sepanjang 2025 tercatat berfluktuasi, mulai dari deflasi minus 0,09% pada Februari hingga meningkat menjadi 2,86% secara tahunan pada Oktober. Kenaikan harga kebutuhan pokok dan biaya pendidikan secara konsisten menggerus daya beli masyarakat, sehingga ruang untuk menyisihkan pendapatan semakin terbatas.

Chief Health Officer AXA Financial Indonesia, Yudhistira Dharmawata, menilai rendahnya tingkat tabungan tidak dapat dilepaskan dari meningkatnya kompleksitas tantangan keuangan.

“Harga kebutuhan terus naik, biaya pendidikan semakin meningkat, dan keadaan darurat bisa datang kapan saja tanpa kita duga. Banyak orang masih berpikir bahwa menyisihkan sedikit uang setiap bulan sudah cukup. Padahal, tantangan keuangan saat ini jauh lebih kompleks,” ujarnya, dikutip Senin (15/12/2025).

Baca Juga: Belanja Mulai Stabil, Tabungan Masyarakat Melonjak

Menurut Yudhistira, inflasi menyebabkan nilai uang terus tergerus, sementara kebutuhan hidup cenderung bertambah seiring waktu. Kondisi tersebut menuntut perencanaan keuangan yang lebih matang sejak usia produktif agar stabilitas finansial jangka panjang dapat terjaga.

“Jawaban dari tantangan tersebut adalah mulai merencanakan keuangan sejak dini. Mulailah dari langkah kecil untuk membentuk fondasi keuangan yang kuat,” kata dia.

Survei GoodStats juga menegaskan bahwa tanpa perencanaan yang memadai, masyarakat berisiko menghadapi kesenjangan pembiayaan di masa depan. Risiko tersebut terutama berkaitan dengan kebutuhan besar seperti pendidikan anak, dana pensiun, serta kebutuhan darurat yang tidak terduga.

Ketika pendapatan menurun atau terjadi guncangan ekonomi, minimnya tabungan berpotensi melemahkan ketahanan ekonomi rumah tangga. Dalam konteks tersebut, pengelolaan pengeluaran, pengendalian gaya hidup konsumtif, penyediaan dana darurat, serta perlindungan keuangan menjadi elemen penting untuk menjaga kesinambungan kondisi finansial masyarakat usia produktif di tengah tekanan ekonomi yang terus berkembang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: