Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inflasi Biaya Medis Bikin Industri Asuransi Pusing Tujuh Keliling

Inflasi Biaya Medis Bikin Industri Asuransi Pusing Tujuh Keliling Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

AXA Financial Indonesia mengakui tingginya inflasi biaya medis menjadi tantangan tersendiri yang dihadapi industri asuransi di Indonesia. Pasalnya, tingginya inflasi biaya medis ini mengakibatkan klaim kesehatan meningkat tajam sehingga industri asuransi harus memutar otak untuk menyesuaikan premi asuransinya. Namun menaikkan premi asuransi tentu akan memberatkan nasabah atau calon nasabah, tetapi bila premi tak dinaikkan kantong perusahaan asuransi bisa jebol.

Presiden Direktur AXA Financial Indonesia, Niharika Yadav mengatakan, tantangan yang dihadapi saat ini dalam dunia asuransi adalah tingginya jumlah klaim khususnya klaim kesehatan.

Berdasarkan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat sepanjang tahun 2023, klaim kesehatan yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi meningkat pesat. Tercatat, jumlah klaim mencapai Rp20,83 triliun, meningkat 24,9% dibandingkan tahun 2022.

"Tingginya klaim kesehatan disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain peningkatan inflasi medis yang meliputi biaya pemeriksaan laboratorium, obat-obatan, biaya kesehatan dan lain sebagainya. Perubahan iklim yang cenderung ekstrim juga menjadi salah satu faktor mengganggu kesehatan manusia," ujar Niharika Yadav kepada Warta Ekonomi di Jakarta, Kamis (27/6/2024).

Lebih lanjut, Dia mengakui inflasi biaya kesehatan menjadi tantangan pada industri asuransi. Inflasi biaya kesehatan rata-rata mencapai 13% selama 3 tahun terakhir akibat kenaikan harga layanan kesehatan, kenaikan biaya klaim asuransi, dan tertundanya pengobatan di masa pandemi Covid-19. Inflasi ini juga terjadi di Singapura dan Malaysia.

"Di AXA Financial, untuk menghadapi tantangan tersebut kami memastikan bahwa kami memiliki prosedur terbaik dalam proses klaim. Dan perusahaan kami selalu fokus pada 3 hal, kami fokus memberikan value for money dengan manfaat yang komprehensif dan manfaat tambahan yang akan memberikan kemudahan bagi nasabah dan sesuai dengan kebutuhan nasabah," jelasnya.

Kemudian, kesederhanaan proses untuk memberikan kenyamanan kepada nasabah  dan fokus terakhir adalah tenaga penjualan profesional yang akan membantu nasabah memenuhi kebutuhan perencanaan keuangannya untuk mencapai masa depan yang lebih baik.

Baca Juga: Indonesia dan Belanda Jajaki Pembaruan MoU untuk Perlindungan Pelaut

"AXA Financial Indonesia yakin bahwa fokus ini akan membantu perusahaan menjadi relevan dengan kondisi saat ini dan bagi nasabah kami," pungkas Niharika.

Selain itu, AXA Financial juga akan mengoptimalkan pasar asuransi di Indonesia yang memiliki potensi sangat besar karena masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan cakupan atau perlindungan yang memadai.

Hal ini berkaca pada tingginya jumlah penduduk dan pertumbuhan kelas menengah, seiring dengan data Bank Dunia tahun 2020 kelas menengah Indonesia tumbuh dari 7% menjadi 20% dari total penduduk atau sekitar 52 juta jiwa dan penetrasi asuransi pada tahun 2023 yang hanya mencapai 2,75%.

"Dengan kondisi tersebut, AXA Financial Indonesia sangat optimis dengan potensi pasar asuransi dan kemajuan asuransi Indonesia," imbuhnya.

Untuk itu pihaknya akan membuka akses yang lebih luas kepada masyarakat Indonesia dengan memperluas jangkauan pasar di luar Pulau Jawa, seperti ke Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

"Selain itu, kami juga terus meningkatkan kualitas agen kami dan memastikan profesionalisme mereka dalam menjadi konsultan keuangan bagi nasabah," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: