Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hadapi Penurunan 2025, SMLE Andalkan Efisiensi dan Tender Baru

Hadapi Penurunan 2025, SMLE Andalkan Efisiensi dan Tender Baru Kredit Foto: Annisa Nurfitri
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE) menegaskan fokusnya pada pemulihan kinerja setelah mencatat penurunan di beberapa pos pada kuartal II 2025.

Adapun, strategi utama perusahaan untuk membalikkan tren negatif ini adalah memenangkan kembali tender yang sebelumnya kalah dan menjaga efisiensi operasional untuk menjaga rasio keuangan tetap sehat.

Direktur Utama SMLE, Siu Min, menyatakan bahwa meskipun beberapa pos produk mengalami penurunan di 2025, perusahaan mulai menunjukkan tanda pemulihan pada kuartal IV. 

“Untuk beberapa bisnis yang tadinya kalah tender, di kuartal IV 2025 kami sudah memenangkan kembali tender tersebut. Proses supply akan dimulai pada Q4, dan kami optimistis akan melanjutkan tren positif di kuartal I dan II tahun 2026,” ujar Siu Min dalam paparan publik perusahaan, dikutip Senin (15/12/2025).

Baca Juga: Bursa Suspensi Saham DOOH, TIRT dan INTA

Siu Min menambahkan, perusahaan terus berupaya menjaga rasio keuangan agar tetap sehat dan mampu mendukung kelancaran operasional. Menurutnya, meski terjadi fluktuasi di beberapa pos, rasio keuangan SMLE secara keseluruhan tetap dalam kondisi yang memungkinkan perusahaan mengoptimalkan kinerjanya.

Kemenangan tender yang kembali diraih, kata dia, menjadi faktor kunci bagi pertumbuhan pendapatan perusahaan. Hal ini sekaligus menjadi bukti strategi SMLE dalam mempertahankan daya saing di pasar, terutama pada lini produk yang menjadi andalan perusahaan.

Selain strategi tender, Siu Min mengungkapkan bahwa perusahaan juga fokus pada efisiensi operasional untuk memastikan biaya tidak bertambah signifikan meski target pertumbuhan dipacu di 2026. 

Terkait hal tersebut, dia menyebut bahwa tim operasional telah siap menghadapi peningkatan aktivitas bisnis tanpa menambah beban operasional secara signifikan.

Baca Juga: Mayoritas Bursa Asia Naik, Pasar Soroti Data Ekonomi Terbaru di Jepang

Data internal SMLE menunjukkan bahwa penurunan di kuartal II 2025 sebagian besar disebabkan oleh kalah tender di sejumlah produk. Namun, dengan kemenangan tender yang kembali diperoleh, perusahaan berharap dapat menutup tahun dengan kinerja yang lebih solid dan memberikan sinyal positif kepada investor.

Siu Min menegaskan, menjaga kualitas rasio keuangan tidak hanya penting untuk operasional saat ini tetapi juga menjadi dasar bagi rencana ekspansi dan investasi di masa depan. 

“Kami senantiasa berupaya menjaga rasio, kualitas, dan yang sehat, yang sangat penting untuk kelancaran operasional perusahaan,” tambahnya.

Dengan langkah strategis ini, Siu Min berharap perseroan dapat memulihkan kinerja, meningkatkan kepercayaan investor, serta menyiapkan perusahaan untuk pertumbuhan yang lebih stabil di tahun-tahun mendatang.

Sebagai informasi, emiten distributor bahan baku makanan, kosmetik, dan kimia industri tersebut mencatat kerugian bersih sebesar Rp 2,1 miliar pada kuartal III 2025. Angka ini menurun dibandingkan periode sama tahun 2024 yang berhasil mencatat laba Rp 4,0 miliar, dengan rugi bersih per saham setara Rp 0,92, sementara pendapatan perseroan masih mencapai Rp 153,6 miliar. 

Baca Juga: Mayoritas Bursa Asia Naik, Pasar Soroti Data Ekonomi Terbaru di Jepang

Berdasarkan laporan keuangan kuartal III tahun 2025, SMLE memiliki total aset Rp 194,0 miliar, terdiri dari kas Rp 47,9 miliar, utang jangka pendek Rp 73,1 miliar, dan utang jangka panjang Rp 16,1 miliar. Ekuitas perseroan tercatat Rp 104,9 miliar, sementara total kapitalisasi pasar SMLE mencapai Rp 656,5 miliar dengan harga saham Rp 282 per lembar.

Dari sisi profitabilitas, perusahaan mencatat gross profit Rp 37,4 miliar dan operating profit Rp 3,6 miliar, namun beban bunga sebesar Rp 4,3 miliar menekan laba bersih. Rasio profitabilitas menunjukkan ROA -1,09% dan ROE -2,01%, menandakan perusahaan belum efisien memanfaatkan aset dan ekuitas untuk menghasilkan laba.

Struktur modal SMLE tercermin dari Debt/Equity 0,85 dan Debt/Total Capital 0,46, sementara rasio Debt/EBITDA 16,4x menunjukkan tekanan utang signifikan terhadap kemampuan perusahaan membayar kewajiban. EBITDA perseroan tercatat Rp 5,4 miliar, hanya sedikit di atas beban bunga sehingga rasio perlindungan bunga (EBITDA/Interest) 1,26x. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Djati Waluyo

Advertisement

Bagikan Artikel: