Purbaya Ungkap APBN Tekor Rp560,3 Triliun Jelang Akhir Tahun

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) alami defisit Rp 560,3 triliun setara 2,35 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hingga akhir November 2025. 

Jumlah tersebut naik dari posisi Oktober 2025 sebesar Rp479,7 triliun atau setara 2,02 persen terhadap PDB. Defisit tersebut juga lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp402 triliun. 

“Dengan perkembangan tersebut, defisit APBN sebesar Rp560,3 triliun atau 2,35 persen dari PDB ini masih dalam batas terkelola dan sesuai desain APBN,” kata Purbaya dalam Konferensi Pers APBN KiTa, Jakarta, Kamis (18/12/2025).

Baca Juga: APBN 2026 Akan Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Selain itu, Purbaya mengatakan hingga November 2025, pendapatan negara terealisasi Rp2.351,5 triliun atau 82,1 persen dari outlook APBN. 

Kinerja ini ditopang penerimaan perpajakan yang mencapai Rp1.903,9 triliun atau setara 79,8 persen. Terdiri dari penerimaan pajak Rp1.634,4 triliun serta kepabeanan dan cukai Rp269,4 triliun. Adapun penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp444,9 triliun atau 93,2 persen dari outlook.

Sementara itu, belanja negara mencapai Rp2.911,8 triliun atau 82,5 persen dari outlook. Angka ini melonjak dari realisasi periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2.894,5 triliun. 

Baca Juga: Penerimaan Pajak Seret, Purbaya Pastikan Defisit APBN 2025 di Bawah 3%

Selanjutnya, realisasi belanja pemerintah pusat tercatat Rp2.116,2 triliun, terdiri dari belanja kementerian/lembaga sebesar Rp1.110,7 triliun dan belanja non-K/L Rp1.005,5 triliun. Adapun transfer ke daerah tercatat Rp795,6 triliun atau 92,1 persen dari outlook.

Sementara itu, keseimbangan primer APBN November 2025 tercatat mengalami defisit Rp82,2 triliun.

"Keseimbangan primer tercatat defisit Rp82,2 triliun, yang mencerminkan tantangan global," terangnya.