Kredit Foto: Antara/Irwansyah Putra
Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman meminta Sukoharjo untuk menjaga pasokan hingga kualitas produk rotan agar tetap menjadi komoditas ekspor.
Hal tersebut disampaikan Menteri Maman saat melepas ekspor satu kontainer 40 feet berisi produk furnitur rotan senilai 12.612 dolar AS karya Koperasi Trangsan Manunggal Jaya menuju Spanyol di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (18/12/2025).
Baca Juga: Kemenpar Kolaborasi Kembangkan Sports Tourism
“Kami berharap ekspor rotan dari Sukoharjo dapat dilakukan secara rutin. Karena itu, kepastian pasokan, ketepatan waktu pengantaran, serta kualitas produk harus terus dijaga agar ekspor berjalan berkelanjutan,” ujar Menteri UMKM, dikutip dari siaran pers Kementerian UMKM, Selasa (23/12).
Pelepasan ekspor rotan ini dilanjutkan dengan peresmian Rumah Produksi Bersama (RPB) Komoditas Rotan di Sukoharjo. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memproduksi sekitar 1,7 juta batang atau setara 15.000 ton rotan pada 2024.
Capaian tersebut menempatkan Indonesia sebagai pemasok sekitar 80 persen kebutuhan rotan dunia. Potensi besar ini perlu diperkuat melalui pengembangan fasilitas produksi bersama yang terintegrasi.
Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Sukoharjo, yang telah lama dikenal sebagai sentra industri kerajinan dan furnitur rotan, ditetapkan sebagai lokasi RPB Komoditas Rotan.
Masyarakat setempat telah mengolah rotan sejak 1920, menjadikannya salah satu pusat produksi rotan tertua di Jawa Tengah sekaligus sentra rotan terbesar kedua di Indonesia pada 1970-1990.
Saat ini, sekitar 220 kepala keluarga berprofesi sebagai perajin rotan dan menyerap kurang lebih 5.000 tenaga kerja.
“Peresmian ini menandai kesiapan RPB untuk mengembangkan bisnis rotan secara lebih terstruktur. Diperlukan sinergi dan kolaborasi dari berbagai pihak agar ekosistem bisnis rotan dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan,” kata Maman.
Inisiasi pendirian RPB Komoditas Rotan berawal dari program Pengelolaan Terpadu UMK oleh Pemda Sukoharjo pada 2022. RPB hadir untuk mendorong UMKM rotan naik kelas melalui peningkatan kapasitas produksi, standardisasi mutu, efisiensi proses, penguatan desain dan inovasi, serta perluasan akses pasar.
Fasilitas ini diharapkan menjadi ruang kolaborasi antara perajin, pendamping, dan mitra usaha di wilayah tersebut.
Dikelola Koperasi Trangsan Manunggal Jaya, RPB Komoditas Rotan memiliki dua lini produksi yakni pemrosesan bahan baku rotan menjadi rotan setengah jadi serta produksi rotan setengah jadi menjadi produk furnitur.
RPB mampu mempekerjakan perajin lokal untuk menghasilkan aneka kreasi rotan yang berhasil menembus pasar ekspor ke Perancis, Kanada, Spanyol, Uni Emirat Arab.
Produk yang dihasilkan juga telah memenuhi sertifikasi seperti ISO 9001:2015, SNI Produk untuk kursi dan meja sekolah, dan Sistem Verifikasi Legalitas dan Kelestarian (SVLK).
Menteri UMKM juga menyampaikan bahwa pemerintah mengembangkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Padat Karya berupa dukungan peralatan produksi guna meningkatkan kapasitas dan kualitas produk.
Skema pembiayaan ini dapat dimanfaatkan oleh UMKM, termasuk Koperasi Trangsan Manunggal Jaya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement