WE Online, Jakarta - PT Asuransi Bintang Tbk (ASBI) menyatakan di tengah perlambatan ekonomi dunia, dan laju pertumbuhan produksi premi bruto industri asuransi umum di kisaran 10-13 persen, ASBI akan mencatat pertumbuhan sebesar 25,14 persen di akhir tahun 2015, dua kali lipat dari pertumbuhan industri. Target akhir tahun ini produksi premi bruto mencapai sebesar Rp 327 miliar.
Direktur Utama ASBI, Zafar Dinesh Idham mengungkapkan, sampai dengan bulan Oktober 2015, pertumbuhan premi bruto perseroan tercatat sebesar 24,11 persen dari Rp 197 miliar di tahun 2014 menjadi Rp 244 miliar di tahun 2015.
"Seluruh jenis asuransi mengalami pertumbuhan, dan pertumbuhan terbesar diperoleh dari jenis asuransi kendaraan bermotor dan varia. Jenis asuransi kendaraan bermotor tumbuh 89 persen sementara jenis asuransi varia tumbuh 27 persen, sejalan dengan strategi Perusahaan untuk menyeimbangkan portofolio produksi pada produk-produk yang diretensi sendiri. Dari sisi jalur distribusi yang ada, Leasing, Telemarketing, Agen, Bank, Broker, Direct dengan proporsi yang hampir merata di setiap jalur distribusi," katanya, dalam keterangan resmi, di Jakarta, Kamis (10/12/2015).
Sementar itu, untuk Unit Usaha Syariah (UUS), terjadi penurunan kontribusi sebesar 16 persen, yang terjadi terutama pada jenis asuransi kendaraan seiring dengan strategi Perusahaan dalam menyeimbangkan portfolio produk dan juga kontribusi dari jalur distribusi yang dimiliki Perusahaan.
"Sejalan dengan hal tersebut, jenis asuransi kesehatan disisi lain berhasil menutupi penurunan asuransi kendaraan bermotor dengan tumbuh hampir 100 persen. Komposisi produksi UUS masih didominasi oleh kedua jenis asuransi tersebut, walaupun jenis asuransi lain seperti properti sudah mulai tumbuh. Dari sisi jalur distribusi, pertumbuhan jalur distribusi Agen, Bank, Direct bisnis dan juga Telemarketing tumbuh signifikan, kecuali produk kendaraan bermotor dari jalur distribusi Broker dan Agen, yang dalam hal ini berkaitan dengan perubahan besarnya uang muka pembiayaan yang ditetapkan regulator," terangnya.
Tercatat, pada bulan Oktober 2015, Perusahaan membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp 33,57 miliar, meningkat sebesar 251 persen dari Rp 9,54 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Hasil underwriting dan hasil investasi meningkat masing-masing sebesar 20 persen dan 214 persen sementara beban manajemen hanya meningkat sebesar 6,73 persen.
"Hal inilah yang menyebabkan Perusahaan membukukan laba sebelum pajak yang cukup signifikan," ucapnya.
Pendapatan premi bruto perseroan diperoleh terutama dari produksi dengan premi reasuransi yang kecil sehingga beban reasuransi perusahaan berhasil diturunkan dari 44 persen menjadi 34 persen ditahun 2015, hal ini menyebakan hasil underwriting meningkat cukup baik. Hasil investasi perseroan meningkat signifikan selain peningkatan pendapatan bunga deposito dan bunga obligasi sebesar Rp 1,45 miliar, peningkatan terbesar diperoleh dari revaluasi asset investasi milik Unit Usaha Syariah dengan laba penilaian sebesar Rp 18,8 miliar. Portofolio investasi di sisi lain masih didominasi oleh Deposito berjangka, diikuti Obligasi, Property, Reksadana dan Saham.
Untuk proyeksi akhir tahun 2015, dengan target produksi sebesar Rp 327 miliar, maka direncanakan hasil underwriting akan mencapai sebesar Rp 98,32 miliar, hasil investasi sebesar 27,95 miliar, beban usaha sebesar Rp 93 miliar maka direncanakan laba sebelum pajak akan mencapai Rp 36 miliar. Setelah diperhitungkan dengan pajak penghasilan, maka laba setelah pajak diperkirakan menjadi Rp 34 miliar atau tumbuh 247 persen.
Demikian pula halnya dengan laba per saham, diproyeksikan tumbuh dengan prosentase yang sama dari Rp 56 per saham akan menjadi Rp 194 per saham.
"Kemampuan perusahaan dalam beradaptasi dengan permintaan pasar dan kondisi ekonomi, dalam berkreasi dalam menciptakan produk baru dan membuat kerjasama-kerjasama baru, menambah jalur distribusi, dalam teknologi informasi yang dibangun dengan kekuatan internal dan mampu bersaing dikelasnya, menghasilkan laba yang berkesinambungan dalam 5 tahun terakhir. Hal ini pada akhirnya dapat meningkatkan ekuitas Perusahaan secara organik dari Rp 94 miliar di tahun 2011 hingga Rp 168 miliar diakhir tahun 2015. Hal ini merupakan wujud terpenuhinya Visi Perusahan untuk menjadi penyedia solusi asuransi yang terkemuka dalam profitabilitas melalui kemampuan beradaptasi, berkreasi & teknologi," tambahnya.
Dalam pengembangan bisnisnya perusahaan juga berhasil menambah 1 cabang baru yang berlokasi di Pontianak. Sementara dalam mendukung layanan kepada pelanggan, saat ini sudah terbentuk layanan call center 24 jam dinomor telepon 021-1500481, kerjasama layanan di 148 bengkel kendaraan, fasilitas Emergency Road Assistance (ERA), serta penyediaan 990 provider kesehatan baik di dalam maupun di luar negeri/regional (Malaysia, Singapura dan Thailand). "Dengan kondisi ini diharapkan Perusahaan mampu bersaing di tingkat regional sebagaimana yang dicanangkan pada tahun 2015," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement