Kuartal III 2022, Asuransi Bintang Bukukan Pendapatan Premi Rp353 miliar
PT Asuransi Bintang Tbk mencatat pendapatan premi bruto sebesar Rp353 miliar pada kuartal III 2022. Angka ini meningkat 7,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp327 miliar. Demikian yang terungkap dalam Paparan Publik Asuransi Bintang yang digelar secara virtual di Jakarta, Rabu (28/12/2022).
"Pertumbuhan diperoleh dari jenis asuransi Kendaraan Bermotor 18%, Varia 27%, Property 6% dan secara portfolio 43% diperoleh dari Property, Marine Hull 22%, Varia 16%, Kendaraan Bermotor 12%, Cargo 4% dan Engineering 3%," ujar Presiden Direktur Asuransi Bintang, Hastanto Sri Margi (HSM) Widodo. Baca Juga: Cara Klaim Asuransi agar Mudah Diterima
Lebih lanjut, dari sisi jalur distribusi, pertumbuhan produksi premi bruto diperoleh dari jalur distribusi Broker sebesar 15%, Telemarketing 52%, Leasing 34%, Bank 24% dan Direct Business 3%.
"Secara portfolio, kontribusi terbesar diperoleh dari jalur distribusi Broker sebesar 40%, Agency dan Leasing masing-masing 19%, Direct Business 14%, Bank 7%, Telemarketing 1,3% dan Digital Marketing 0,18%," tambah HSM Widodo.
Di sisi lain total klaim perseroan mengalami peningkatan sebesar Rp14,3 miliar atau naik sebesar 31,4%, terutama terjadi untuk jenis asuransi kendaraan bermotor dan marine hull sebagai dampak peningkatan premi pada jenis asuransi ini. Rasio claim netto terhadap premi bruto meningkat menjadi sebesar 16,9% sementara pada tahun 2021 sebesar 13,9%.
"Keseluruhan kinerja tersebut memberikan hasil underwriting sebesar Rp 88 miliar dari Rp 75,8 miliar tahun lalu atau meningkat sebesar 16%," cetusnya.
Sementara itu, hasil investasi sampai dengan bulan September tahun 2022 mengalami kenaikan sebesar Rp356 juta atau 5,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini terjadi sehubungan investasi perusahaan terutama pada instrumen obligasi yang menyebabkan perolehan bunga efek utang dan sukuk yang meningkat dibanding tahun sebelumnya.
Selanjutnya dalam menunjang kegiatan operasionalnya, Perusahaan membukukan beban operasional sebesar Rp 94 miliar. Jumlah beban operasional ini naik sebesar 6,5% dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Peningkatan beban usaha terutama terjadi pada beban pemasaran akibat kenaikan produksi premi bruto.
Beban pegawai mengalami penurunan disebabkan berkurangnya besaran nilai pembayaran pegawai yang pensiun di tahun 2022 dibandingkan tahun 2021 dan dampak program WFH Permanen – Bintang Less Office sebagai langkah strategis, terutama dari hasil perubahan pola kerja yang berdampak pada hilangnya beberapa fungsi kerja dan penghematan penggunaan alat-alat kerja. Baca Juga: Mitigasi Dampak Ketidakpastian Global, Asuransi Bisa jadi Andalan Pelaku Usaha
"Setelah memperhitungkan beban lain–lain, laba sebelum pajak periode September tahun 2022 naik sebesar Rp 7,4 miliar atau 106% dibanding rugi yang tercatat pada bulan September tahun 2021," kata HSM Widodo.
Dengan perkembangan tersebut, ekuitas Asuransi Bintang mengalami peningkatan yang sangat baik dari tahun ke tahun seiring peningkatan laba perusahaan. Hal ini dapat dilihat sejak tahun 2018 bahkan sebelumnya, perusahaan telah berhasil memenuhi ketentuan minimun ekuitas sebesar Rp100 miliar.
"Saat ini jumlah ekuitas perusahaan sudah di atas Rp250 miliar, dan dengan jumlah ekuitas yang sudah di atas Rp250 miliar tersebut, maka dimungkinkan perusahaan untuk dapat memperluas usahanya dengan menjual produk asuransi unit link dan produk Surety," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman