WE Online, Jakarta - Schlumberger Ltd telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 10.000 karyawannya. PHK tersebut dilakukan di tengah anjloknya harga minyak dunia yang memaksa perusahaan untuk memangkas pengeluaran selama dua tahun berturut-turut.
Perusahaan jasa pengeboran minyak internasional terbesar di dunia ini melaporkan kerugian sebesar US$1,02 miliar atau 81 sen per saham. Itu merupakan kerugian kuartalan terbesar dalam 12 tahun terakhir dibandingkan dengan laba US$302 juta atau 23 sen per saham yang diperoleh pada tahun sebelumnya. Demikian dikutip dari laman Bloomberg di Jakarta, Jumat (22/1/2016).
Sejak kuartal ketiga 2014 hingga sekarang, total PHK mencapai 34.000 atau 26 persen dari angkatan kerja, menurut Joao Felix, seorang juru bicara. Disebutkan, pemangkasan karyawan oleh Schlumberger ini sebagai salah satu cara perusahaan untuk melakukan efisiensi.
Industri energi global memangkas lebih dari US$100 miliar anggaran belanja dan memberhentikan 250.000 pekerjanya tahun lalu untuk mengikuti harga minyak yang telah jatuh lebih dari 70 persen atau di bawah US$28 per barel.
"Jatuhnya harga minyak dunia juga membuat sejumlah investor menahan investasinya secara signifikan," tulis Schlumberger.
Banyak analis memperkirakan harga minyak dunia di 2016 masih akan menurun dan kemungkinan bisa di bawah US$20 per barel.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement