WE Online, Tanjungpinang - Sebagai provinsi yang terdekat dengan negara Singapura, peran diplomatis seorang duta besar sangat penting untuk memajukan perekonomian di Provinsi Kepulauan Riau. Terlebih, peran duta besar juga membantu sosialisasi regulasi baru tentang free trade zone (FTZ) di Kota Batam.
"Warga Kepri yang berkunjung ke Singapura sejauh ini sangat banyak dan kita berharap dengan berbagai potensi yang kita miliki, baik laut, pantai, dan potensi-potensi lainnya bisa mendongkrak kunjungan wisman ke Kepri. Selain itu, juga masalah investasi dan saya pikir peran dubes sangat besar untuk hal ini," kata Gubernur Kepri HM Sani saat menyambut Duta Besar Indonesia untuk Singapura I Gede Ngurah Swajaya di Gedung Daerah, Tanjungpinang, Kamis (17/3/2016).
Ditambahkan gubernur, dengan hubungan baik yang sudah terjalin selama ini bisa tetap dipertahankan dan bahkan ditingkatkan. Tentu, Kepri sangat butuh bantuan dari kedutaan agar kunjungan wisatawan Singapura ke Kepri secara kuantitas agar bisa lebih ditingkatkan lagi karena jika dibandingkan dengan wisatawan Kepri yang berkunjung ke Singapura masih jauh lebih besar.
Selain itu, gubernur juga menyampaikan adanya regulasi baru tentang FTZ Batam yang berubah menjadi KEK berdasarkan Kepres Nomor 8 Tahun 2016. Terkait hal ini, Dubes RI untuk Singapura juga mendapatkan tugas menyosialisasikannya mengingat sejauh ini hubungan investasi Singapura sudah sangat baik dengan Kepri.
"Kepres ini tujuannya jelas untuk mempercepat pembangunan di Kota Batam. Adapun untuk Bintan, Karimun, dan Tanjungpinang masih sama seperti dulu, tidak ada perubahan," kata gubernur.
Sementara itu, Duta Besar RI untuk Singapura Ngurah Swajaya mengatakan akan siap menyosialisasikan regulasi baru tentang KEK di Batam. Apalagi, perusahaan Singapura sejauh ini telah berinvestasi di Kepri, termasuk dalam mengembangkan kawasan industri dan pariwisata di Batam dan Bintan. Kemudian letak geografis yang dekat memberikan keunggulan bagi mitra kerja sama ekonomi Singapura.
"Singapura telah menyampaikan minatnya untuk mengembangkan kawasan industri dan pusat logistik serta maritim di Batam senilai USD 1,3 miliar dan ini sudah disampaikan forum bisnis yang dihadiri Presiden RI Ir. H. Joko Widodo saat kunjungan kenegaraan ke Singapura Juli 2015 silam," kata Swajaya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: https://wartaekonomi.co.id/author/dedy_suwadha
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement