Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Yuswohady: Tiga Inovasi Pemasaran

Warta Ekonomi -

WEOnline, Jakarta- 1.0. Saya membagi inovasi di bidang pemasaran menjadi tiga. Inovasi pertama adalah adalah inovasi yang memungkinkan Anda mengungguli pesaing (outsmarting the competitor). Inovasi jenis ini adalah inovasi yang paling dasar dan paling gampang. Kunci sederhana saja, pertama-tama Anda identifikasi faktor-faktor sukses di dalam industri Anda (industry key success factor), lalu lakukan benchmarking ke pesaing Anda, dan kemudian berdasarkan benchmarking itu Anda lakukan inovasi untuk mengungguli pesaing Anda.

Caranya gimana? Macam-macam, misalnya Anda melakukan inovasi dengan menciptakan produk dengan kualitas yang lebih baik, atau  harganya lebih murah, atau bisa juga memberikan layanan yang lebih cepat. Singkatnya, dalam inovasi 1.0 ini Anda berjuang untuk menjadi lebih baik. Mantranya: “Be better, be cheaper, be faster”. Inilah yang terjadi di bisnis operator seluler.

2.0. Sayangnya,be better, be cheaper, be faster dan apa-apa yang berbau “er” saja tidak cukup. Anda harus beda. Anda harus unik. Anda harus berpikir lateral bukan linear. Mindset “menjadi lebih baik” adalah mindset marketer yang berpikir linear. Untuk beda Anda harus punya mindset berpikir lateral. Seorang bijak mengatakan, “It’s better to be a little bit different, than to be a little bit better.” “Lebih baik beda sedikit ketimbang lebih baik sedikit”

Bagaimana caranya untuk bisa beda dari pesaing? Resepnya gampang, jangan waktu Anda habis untuk melakukan benchmarking ke pesaing. Radar penciuman Anda harus diarahkan justru bukan ke pesaing tapi ke pelanggan. Anda harus lebih customer-focused ketimbang competitor-focused. Karena itu untuk beda Anda harus melakukan inovasi yang tingkatannya lebih tinggi dan tentu saja lebih sulit, yaitu inovasi 2.0. Apa itu? Yaitu inovasi dengan cara membangun perbedaan (being different) di mata konsumen.

 

Starbuck menciptakan perbedaan dengan membangun kedekatan dengan pelanggan dengan menempatkan dirinya sebagai “the third place di antara kantor dan rumah. Begitu juga Harley Davidson membangun perbedaan melalui penciptaan spiritualconnection dengan konsumen fanatiknya (para bikers) dalam sebuah keluarga besar Harley Owners Club. IKEA membangun perbedaan dengan konsep produk dan layanan yang convenience, lowcost, namun tetap cool.

3.0. Kalau ada inovasi 1.0 dan 2.0, lalu bagaimana dengan inovasi 3.0? Ini lebih canggih lagi, lebih njlimet, dan jauh lebih sulit untuk mencapainya. Kalau inovasi 1.0 adalah “outsmarting the competitor”; inovasi 2.0 adalah “beingdifferent”; maka inovasi 3.0 saya sebut sebagai “transforming the company”. Apa maksudnya? Di inovasi 3.0 Anda harus mentransformasi perusahaan Anda agar luput dari perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan ganas. Kenapa sulit? Karena inovasi 3.0 biasanya menuntut Anda merubah secara mendasar DNA perusahaan Anda. Kalau DNA perusahaan Anda berubah, pastilah semuanya akan berubah: orang Anda, organisasi Anda, sistem Anda, kompetensi Anda, strategi Anda, pokoknya semuanya berubah.

Coba lihat beberapa contoh berikut. Awalnya Apple adalah “computer company” dengan membikin Mac, lalu dia hampir saja bangkrut, dan kemudian mentransformasi diri menjadi “digital music company” dengan iPod dan iTunes-nya. Dengan suksesnya Apple Store sebagai peritel paling profitable sejagat, Apple juga mentransformasi diri dari sekedar “technology company” menjadi juga “retail company”. Dengan inovasi 3.0 ini kita tahu Apple mampu lolos dari lubang jarum kebangkrutan.

Google melakukan creative disruption dengan membentuk organisasi payung Alphabet beberapa waktu lalu. Dengan inovasi 3.0, Google mentransformasi diri dari sebatas layanan search engine menjadi beragam bisnis mulai dari teknologi informasi (Google), investasi (Google Venture), modal ventura (Google Capital), otomotif (GoogleX), lifescience (Verily), biotek (Calico), layanan pita lebar (Google Fiber), home automation (Nest Lab), dan sebagainya.

Saya mengatakan inovasi adalah sumber pertumbuhan yang tak ada matinya. Melalui inovasi, Anda akan bisa tetap tumbuh double-digit walaupun industri Anda tumbuh minus. Pendek kata, lakukanlah inovasi untuk mendongkrak pertumbuhan Anda. Kalau bisa inovasi 3.0, kalau nggak bisa inovasi 2.0, atau kalau masih nggak bisa ya inovasi 1.0.

 

Yuswohady

Managing Partner, Inventure

 

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Arif Hatta

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: