Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bos OJK Minta Perbankan Penuhi Rasio Aset Anak Usahanya

Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Dewan Komisioner otoritas jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan, saat ini pihaknya masih sebatas mendorong bank-bank yang menjadi induk usaha bank syariah, dapat memenuhi rasio aset anak terhadap induk minimal 10 persen.

Oleh karena itu, ujarnya di Jakarta, Kamis, belum ada sanksi yang akan diberikan kepada bank-bank yang tidak memperhatikan anak usahanya, dalam hal ini bank-bank syariah.

"Belum ada itu (sanksi). Baru semacam ancar-ancar bahwa kita akan menuju ke sana. Itu kan sangat ditentukan berbagai hal nantinya, tapi itu akan kita dorong ke sana," ujar Muliaman di Jakarta, Kamis (29/9/2016).

Adapun bank syariah yang asetnya saat ini sudah mendekati rasio 10 persen tersebut adalah Bank Syariah Mandiri yang asetnya mencapai Rp65 triliun atau sekitar 7,5 persen dari aset induknya, Bank Mandiri, yang mencapai Rp858 triliun.

Sementara itu, bank BUMN syariah lainnya yakni BRI syariah baru mencapai sekitar Rp30 triliun, atau sekitar 3,3 persen dari total aset induknya, Bank BRI, yang mencapai Rp900 triliun.

Muliaman menuturkan, angka 10 persen tersebut hanya semacam ambang batas (threshold) untuk lebih memudahkan pemantauan seberapa jauh induk memperhatikan anak usahanya saja.

Menurut Muliaman, bukan hanya rasio tersebut saja yang sebenarnya akan diukur, namun lebih kepada komitmen induk untuk membantu perkembangan bisnis anak usahanya.

"Intinya kita ingin induk memperhatikan anak perusahaannya karena toh anak perusahaan, baik konvensional maupun syariah, akan dikonsolidasikan. Kadi kalau anak bermasalah, induknya juga," kata Muliaman.

Kendati demikian, lanjut Muliaman, OJK tidak menutup kemungkinan akan memberikan semacam sanksi bagi induk yang abai terhadap kinerja anak usahanya.

OJK sendiri akan lebih intens mengawasi induk-induk agar dapat membantu anak usahanya menjalankan bisnis di tengah perlambatan ekonomi saat ini.

"Jadi saya pikir kita jalan saja, lakukan pengawasan normal dengan frekiensi lebih banyak dengan pengawalan komitmen untuk 'action plan' (rencana aksi) yang meyakini bahwa kemudia keuangan syariah bisa 'survive' dari penurunan ekonomi global," ujar Muliaman. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: