Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gerindra: Pemerintahan SBY Punya 'Dosa' atas Perlambatan Ekonomi

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Wakil Ketua Umum DPP Gerindra FX Arief Poyuono mengimbau masyarakat untuk tidak meyalahkan Jokowi dan mendiskreditkan Jokowi terkait nilai kurs rupiah terhadap dolar US yang makin ambruk.

Karena keadaan ekonomi Indonesia bukan disebabkan oleh kebijakan ekonomi masa pemerintahan Jokowi, sama seperti kasus-kasus BUMN atau perusahaan yang sedang kesulitan keuangan juga disebabkan oleh salah kelola dari manajemen sebelumnya 

"Terkait dengan pertumbuhan ekonomi nasional dan ambruknya nilai kurs rupiah terhadap US dolar dan lesunya ekonomi lebih disebabkan oleh 10 tahun kinerja ekonomi pemerintahan SBY yang tidak berbuat apa-apa untuk memperkuat fundamental ekonomi nasional serta banyak kebijakan-kebijakan ekonomi SBY yang sangat Neolib dan berpihak pada pasar bebas," ujar Arief yang juga jabat Ketua Serikat Pekerja BUMN Bersatu dalam siaran persnya yang diterima, Sabtu (31/7/2015) 

Selain itu juga selama SBY memimpin hutang luar negeri Indonesia meningkat 500 persen dari tahun 2004 sampai dengan 2019, dimana SBY banyak jual obligasi negara, SUN, privatisasi BUMN tapi tidak jelas pengunaannya dan marak dengan korupsi mania 

"Pembangunan infrakstrutur di era SBY pun tidak jelas perlu dicatat selama 10 tahun SBY hanya Bisa membangun infrastruktur jalan tol sepanjang 20 km saja dan tidak ada infrastruktur pertanian seperti waduk dan irigasi persawahan yang dibangun selama SBY menjabat. Jadi pemerintahan Jokowi harus menanggung beban hutang dan kekeringan serta ancaman krisis pangan," pungkasnya.

Pengerukan kekayaan alam Indonesia secara besar besaran juga terjadi selama 10 tahun SBY memerintah. Dan tidak ada yang dapat dinikmati oleh rakyat kalau pun ada hanya menciptakan kaum borjuasi daerah atau lokal saja yang saat ini sedang rame-rame mencalonkan diri sebagai Kepala daerah. 

Masih ingat pertama kali SBY menjabat ramai tentang pemgembangan biofuel dari buah jarak dan blue energi yang sudah menghabiskan dana triliunan rupiah kemana itu sekarang dan dana kredit yang dikeluarkan perbankan BUMN untuk pengembangan Industri biofuel macet total. 

Lalu selama 10 Tahun SBY Juga gagal mengkonversi pembangkit listrik dari bahan Bakar minyak ke bahan Bakar gas atau Batu Bara yang Ada justru Korupsi besar besaran disektor Pembangunan Proyek pembangkit . 

Jadi sangat naif kalau semua kehancuran ekonomi dan pranata sosial dimasyarakat disalahkan kepada Jokowi karena Jokowi istilah Bukan hanya cuci piring akibat pestanya SBY tapi harus bayarin biaya pestanya SBY yang penuh dengan korupsi dan tumpukan hutang luar negeri.

"Jadi saya rasa Kita tidak boleh melupakan pemerintahan SBY yang sudah membuat hutang luar negeri menumpuk dan korupsi yang segunung yang meyebabkan beban ekonomi Indonesia menjadi berat dan harus ditanggung oleh rakyat," tukasnya. 

Dan Jokowi pun jangan banyak beretorika saja dalam mengatasi persoalan ancaman krisis ekonomi, energi dan pangan nasional tapi harus serius menjalankannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Achmad Fauzi
Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: