Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Masih Waspadai Risiko Ekonomi Global

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Bank Indonesia masih terus mewaspadai risiko perekonomian global dalam beberapa waktu mendatang terutama terkait dengan ekonomi Tiongkok dan normalisasi kebijakan bank sentral Amerika The Fed.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan kendati perbaikan ekonomi global terus berlanjut, namun ternyata lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Hal itu terkait dengan revisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi AS menyusul data realisasi PDB AS triwulan I 2014 yang lebih rendah akibat cuaca dingin ekstrim yang melanda negara tersebut.

"Meskipun tren melambat, pemulihan ekonomi dunia tetap berjalan dan ditopang oleh membaiknya ekonomi negara-negara maju seiring masih berlanjutnya stimulus moneter," ujar Tirta di Gedung BI, Jakarta, Kamis (10/7/2014).

Sementara itu, ekonomi negara berkembang cenderung melambat, terutama sebagai akibat proses rebalancing ekonomi Tiongkok. Sejalan dengan hal tersebut, harga komoditas juga masih menunjukkan tren penurunan.

Perekonomian domestik pada triwulan II 2014 sendiri masih menunjukan tren melambat. Meskipun masih tumbuh cukup kuat, konsumsi rumah tangga diperkirakan melambat.

"Hal ini diindikasikan, antara lain, oleh melambatnya indeks penjualan eceran dan penjualan mobil," kata Tirta.

Konsumsi pemerintah juga diprakirakan tumbuh lebih rendah akibat bergesernya pembayaran gaji ke-13 ke triwulan III 2014 dan penghematan belanja kementerian dan lembaga.

Sementara itu, pertumbuhan investasi juga diperkirakan melambat, khususnya investasi bangunan sebagai dampak kebijakan stabilisasi. Namun, investasi nonbangunan diprakirakan meningkat yang, antara lain, ditopang oleh kinerja ekspor manufaktur yang masih kuat.

"Secara keseluruhan, kinerja sektor eksternal masih lemah, tertahan oleh kinerja ekspor batubara dan mineral," ujar Tirta.

Meskipun ekspor secara keseluruhan melemah, kata Tirta, ekspor manufaktur (nonsumber daya alam) menunjukkan tren peningkatan, khususnya alat angkut. Hal tersebut terutama didukung oleh pemulihan ekonomi di negara maju dan mulai dijadikannya Indonesia sebagai basis produksi mobil untuk pasar utama ASEAN, Jepang dan negara Asia lainnya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: