Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jumlah Petani di Kabupaten Malang Terus Menyusut

Warta Ekonomi -

WE Online, Malang - Jumlah petani di Kabupaten Malang, Jawa Timur, dalam beberapa tahun terakhir ini terus menyusut karena mereka lebih memilih untuk menggantungkan hidupnya sebagai buruh pabrik yang pendapatannya rutin dan jelas.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Malang Tomie Herawanto mengakui bahwa dalam sepuluh tahun terakhir ini terjadi penyusutan sekitar 20 persen. Berdasarkan hasil sensus pertanian yang dilaksanakan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2003, jumlah petani di daerah itu mencapai 386.890 rumah tangga pertanian (RTP) kemudian pada tahun 2013 menyusut menjadi 328.031 RTP.

"Selain jumlah RTP yang terus berkurang, area lahan pertanian pun juga terus menyusut, khususnya lahan pertanian padi. Tahun lalu luas area tanaman padi mencapai 68.594 hektar dan tahun ini menyusut menjadi 61.949 hektar," ujarnya di Malang, Senin (29/9/2014).

Menurut dia, banyaknya buruh tani yang beralih profesi menjadi buruh pabrik tersebut karena bekerja di pabrik dinilai lebih menjanjikan dan upahnya juga lebih jelas. Apalagi, intensitas penanaman padi juga belum maksimal karena dalam satu tahun hanya 1-2 kali saja.

Dengan rentang waktu penanaman hingga panen yang rata-rata empat bulan itu, katanya, waktu para buruh tani banyak yang terbuang dan otomatis penghasilan mereka juga kurang memadai. Apalagi, mereka rata-rata juga tidak punya pekerjaan sampingan. Sedangkan, menjadi buruh pabrik upahnya sudah jelas dan setiap hari bisa bekerja. Buruh tani yang banyak beralih profesi menjadi buruh pabrik itu di antaranya berada di Kecamatan Pakisaji dan Kepanjen karena kecamatan tersebut banyak pabrik, seperti pabrik rokok, makanan olahan, dan pabrik gula.

"Sebenarnya, petani tidak perlu kehilangan banyak waktu dan menganggur jika mereka menanam padi varietas unggul, seperti IP 300 karena penanaman padi bisa dilakukan tiga kali dalam setahun," tambahnya.

Dengan menggunakan bibit unggul itu, lanjutnya, petani bisa langsung melakukan penanaman kembali setelah masa panen sehingga petani tidak memiliki waktu luang menunggu masa tanam berikutnya. Penanaman padi jenis varietas unggul itu bisa meminimalkan petani yang beralih profesi menjadi buruh pabrik.

Oleh karena itu, lanjutnya, Distanbun mengintensifkan sosialisasi kepada petani agar mereka beralih untuk menanam padi yang IP-nya lebih tinggi (varietas unggul IP 300). Sosialisasi tersebut juga diarahkan untuk generasi muda agar cara pandang mereka berubah dan mau menjadi petani sebab menjadi petani itu juga seorang pengusaha.

Selain mengintensifkan sosialisasi tanaman padi varietas unggul, katanya, Distanbun juga memberikan bantuan traktor sebanyak 50 unit yang bisa digunakan oleh kelompok tani dan penyimpanannya di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). Peralatan mesin pertanian tersebut bisa digunakan kelompok tani tanpa dipungut biaya sewa.

"Kami berharap sosialisasi secara intensif dan memberikan berbagai bantuan untuk petani ini akan mampu meminimalkan niat mereka untuk beralih profesi dan bekerja di bidang lain karena sebenarnya sektor pertanian ini sangat menjanjikan," tegasnya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: