RNI: Bisnis dan Kontribusi Pemerataan Pangan

WE Online, Jakarta- Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) perkuat komitmen untuk industri pangan di Tanah Air.  Menurut Direktur Utama Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro, RNI semakin serius untuk memperkuat lini pangan dalam negeri. Sudah tidak ada alasan lagi bagi RNI untuk santai dalam melakukan ekspasi pangan.

Ismed menambahkan pada prosesnya RNI sebagai BUMN tidak akan larut ke dalam aktivitas bisnis semata, tetapi juga akan didorong untuk memberikan kontribusi dalam hal produktivitas dan pemerataan pangan. Hal itu penting demi membantu terwujudnya kedaulatan pangan nasional.

Semangat memperkuat industri pangan itu sejalan dengan semangat perbaikan produksi pabrik-pabrik Rajawali II, hal ini menjadi prioritas Ismed, menurutnya RNI ke depan akan semakin gencar melakukan diversifikasi produk hasil olahan tebu. Diversifikasi yang dimaksud adalah mengkonversi produk turunan tebu menjadi etanol atau biodiesel. Sehingga ketika harga gula sedang jatuh kita bisa bermanuver memproduksi produk lain yang harganya sedang bagus di pasaran.

Saat ini, 56% nafas RNI ditentukan oleh gula. Selain itu, RNI akan mengembangkan pabrik gula rafinasi. Intinya perbaikan produksi dan pembaharuan ini mampu menjadi penghasil produk-produk yang bernilai tambah sehingga mampu memberikan pemasukan signifikan bagi perusahaan.

PG Jatitujuh merupakan pabrik gula dan perkebunan tebu milik RNI yang terbesar di Jawa Barat dengan total luas lahan 11.900 ha dan kapasitas produksi pabrik 4500 TCD. PG Jatitujuh berada di bawah anak Rajawali II Cirebon yang memiliki 6 pabrik gula yaitu PG Sindang Laut, PG Karang Suwung, PG Tersana Baru, PG Jatitujuh, dan PG Subang dengan total kapasitas produksi 14.000 TCD.