Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Siapkah Pemuda Indonesia Hadapi MEA? (Bagian I)

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan diberlakukan pada seluruh kawasan negara yang tergabung dalam Asosiasi Negara Asia Tenggara mulai tahun 2015 mendatang. Kesepakatan regional ini dibuat sebagai upaya untuk menciptakan kawasan yang stabil dengan perkembangan ekonomi yang adil guna mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial.

Selain pemberlakuan perdagangan bebas, sistem integrasi ekonomi itu akan membuat sejumlah tenaga profesional tidak lagi terhalang untuk bekerja maupun membuat usaha di wilayah negara anggota ASEAN lain. Hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan mengenai bagaimana kesiapan daya saing pemuda Indonesia menghadapi MEA mengingat generasi tersebut menjadi tonggak kehidupan kompetisi usaha maupun karier Indonesia di masa mendatang.

Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN I Gusti Agung Wesaka Puja mengatakan bahwa hingga saat ini pemahaman pemuda Indonesia mengenai MEA masih rendah di mana hal ini merupakan masalah nasional yang mendasar bagi Indonesia.

"Pengetahuan yang kurang mengenai MEA itu tidak hanya dialami pemuda Indonesia, namun juga merata menghinggapi masyarakat Indonesia saat ini," kata Puja di Jakarta.

Menurutnya, sebagian besar pemuda Indonesia masih menerka terkait perubahan situasi yang akan mereka hadapi ketika MEA mulai diterapkan di dalam negeri. Padahal, ia menuturkan pemerintah telah mulai menyosialisasikan pemberlakuan MEA itu sejak sepuluh tahun lalu.

"Masalah ini sudah mulai ditindaklanjuti pemerintah dengan program-program edukasi yang berkaitan dengan MEA di sejumlah wilayah Indonesia sehingga diharapkan ada peningkatan pemahaman nantinya," ujar Puja.

Ia menjelaskan bahwa usaha edukatif tersebut salah satunya diarahkan untuk membidik para pelajar dan mahasiswa melalui pembangunan pusat kajian ASEAN pada sejumlah universitas negeri yang tersebar di Indonesia, di antaranya Universitas Andalas, Universitas Hasanudin, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Airlangga, UGM, Universitas Udayana, UNPAD, dan UI.

Hal ini dimaksudkan untuk memperkenalkan masyarakat pada umumnya dan mahasiswa serta akademisi pada khususnya terkait dengan kerja sama negara ASEAN. Namun, usaha ini belum mampu meningkatkan pemahaman para pemuda serta masyarakat dalam negeri terkait kerja sama tersebut.

Selain pengetahuan tentang MEA yang masih kurang, Puja menuturkan bahwa para pemuda Indonesia juga masih tertinggal dalam kemampuan berbahasa. Penguasaan bahasa internasional maupun bahasa asing pemuda nasional dinilai kurang. Padahal, kemampuan tersebut diprediksi dapat membuat mereka unggul dalam berkomunikasi sehingga daya saingnya meningkat.

"Minimnya penggunaan bahasa asing di dalam negeri membuat sistem komunikasi kita masih kalah dengan pemuda dari negara Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina," ungkapnya.

Kesulitan pada pemuda ini menjadi hal yang harus segera diatasi oleh pemerintah dikarenakan jadwal yang telah ditetapkan ASEAN untuk menerapkan MEA sudah tak lama lagi. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: