Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menlu: Prancis akan Akui Negara Palestina Jika Pembicaraan Perdamaian Gagal

Warta Ekonomi -

WE Online, Paris - Menteri Urusan Luar Negeri Prancis Laurent Fabius pada Jumat (28/11) mengatakan negaranya secara resmi akan mengakui Negara Palestina jika upaya diplomatik gagal untuk mewujudkan perdamaian.

"Kita harus bertindak untuk membuat kemajuan dalam penerapan perdamaian yang mesti dilandasi atas kehadiran dua negara demokratis yang berdaulat secara bersama dan berdampingan dalam kedamaian serta keamanan," kata Fabius kepada Parlemen Prancis.

"Jika upaya terakhir untuk berunding gagal, maka Prancis nantinya harus melakukan apa yang diperlukan dengan mengakui tanpa penundaan Negara Palestina," ia menambahkan.

Anggota Parlemen Prancis sedang membahas rancangan undang-undang, yang diajukan oleh Partai Sosialis --yang berkuasa, untuk mengakui Negara Palestina guna mendorong keamanan dan perdamaian di Timur Tengah.

Fabius berbicara untuk mendukung "Negara Palestina sesungguhnya", yang harus diikuti oleh tindakan nyata setelah 25 tahun proses perdamaian tanpa hasil, demikian ldaporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi.

Dalam tindakan untuk menekan kedua pihak agar menyelesaikan kebuntuan, Prancis mengusulkan resolusi dukungan PBB untuk menetapkan kerangka waktu dua-tahun guna mencapai penyelesaian melalui perundingan bagi konflik selama satu dasawarsa di wilayah tersebut.

"Kami mendukung perundingan tapi kami menolak kenyataan bahwa pembicaraan akan menjadi metoda penanganan status-quo yang tidak adil," kata diplomat senior Prancis itu.

Majelis Rendah Parlemen Prancis, Majelis Nasional, pada Jumat (28/11) memulai pembahasan mengenai apakah akan mengakui Negara Palestina dan pemungutan suara akhir dijadwalkan pada 2 Desember.

Pada Oktober, Inggris, Iralndia dan Swedia melakukan pemungutan suara melalui mosi simbolis untuk mengakuir Negara Palestina.

Menurut harian Le Figaro, sebanyak 150 pemrotes pro-Osrael telah berkumpul di luar Majelis Nasional untuk mencela pemungutan suara yang dijadwalkan dan diduga akan "mendorong aksi teror" serta "menjadi pesan bagi masyarakat Yahudi untuk meninggalkan Prancis".

Demonstrasi kedua direncanakan diadakan pekan depan. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: