Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

HSNI: Nelayan Bengkulu Berganti Profesi untuk Hidupi Keluarga

Warta Ekonomi -

WE Online, Bengkulu - Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Bengkulu mengungkapkan, sejumlah nelayan setempat mulai beralih profesi pascaditerbitkannya Peraturan Menteri Nomor 1 Tahun 2015 tentang larangan penangkapan lobster, kepiting dan rajungan.

Serta Permen Nomor 2 Tahun 2015 tentang pelarangan sejumlah alat tangkap tidak ramah lingkungan. "Mereka harus menghidupi keluarga, jadi sebagian lebih memilih beralih profesi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," kata Ketua HNSI Kota Bengkulu Iswandi Ruslan, di Bengkulu, Kamis.

Dia mengatakan, sebagian beralih profesi menjadi penambang tradisional di muara sungai, sejumlah nelayan beralih menambang batubara yang hanyut dari hulu sungai dan mengendap di muara. "Sebagian ada juga ada yang mulai menggeluti kecenderungan saat ini, seperti batu akik, ini karena di Bengkulu sedang demam batu akik," katanya.

Namun dirinya berharap tetap ada penguatan bagi nelayan Kota Bengkulu, karena beralih profesi, sebenarnya tidak memperbaiki keadaan. Beralih profesi belum tentu memperbaiki keadaan perekonomian, oleh karena nelayan yang mencari peruntungan dengan pekerjaan baru harus memulai dari awal, belajar dasar-dasar profesi yang baru digeluti.

Seperti batubara yang terdapat di muara sungai, jumlah kandungannya terbatas, jika beralih menjadi penambang tradisional, diyakini tidak bisa menjadi pekerjaan tetap. Sementara itu, menjadi pengrajin batu akik, juga tidak selamanya bisa ditekuni, oleh karena batu akik bisa jadi merupakan kecenderungan sesaat, sementara pengrajin di bidang tersebut membludak.

"Jadi tetap sangat dibutuhkan stimulan untuk penguatan nelayan Kota Bengkulu, pelarangan pukat diharapkan diikuti dengan program-program yang pro bagi nelayan," katanya.

Nelayan Bengkulu pada umumnya merupakan masyarakat berpenghasilan rendah, tanpa stimulan pengganti alat tangkap baru bagi nelayan, bisa menyebabkan angka kemiskinan meningkat tajam. "Para nelayan harus memberi nafkah keluarga, sementara mereka tidak punya penghasilan, jika ini berlarut-larut, dampaknya pada angka kemiskinan," ujarnya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: