Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Iperindo Temui Menperin Tanyakan Soal Pembebasan Pajak

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) tengah menunggu realisasi pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) penjualan kapal di dalam negeri dan pembebasan bea masuk komponen untuk mendorong pertumbuhan industri galangan kapal.

"Oleh karena itu kami menemui Menteri Perindustrian Saleh Husin untuk menanyakan hal lebih lanjut soal pembebasan PPN dan Bea Masuk tersebut," ujar Ketua Iperindo Eddy Kurniawan Logam di Jakarta, Kamis (5/3/2015).

Eddy mengatakan pembebasan PPN dan bea masuk tersebut akan memicu pertumbuhan industri galangan kapal lebih tinggi, terutama dari segi pertumbuhan investasi. "Kami lihat sudah banyak investor asing yang mau masuk. Ketika industri galangan kapal bertumbuh, otomatis akan banyak 'multiplier effect', terutama industri komponen akan tumbuh," kata Eddy.

Menurutnya, alasan industri komponen saat ini tidak tumbuh menggeliat adalah karena industri utamanya, yakni galangan kapal, belum tumbuh pesat. Eddy menambahkan pembebasan PPN dan bea masuk tersebut juga menunjukkan bahwa Pemerintahan Presiden Joko Widodo betul-betul berkomitmen dan fokus kepada kemajuan industri maritim.

Dalam pertemuan dengan Menperin, Eddy juga meminta pemerintah membuka peluang lebih besar kepada para pengusaha galangan kapal untuk lebih mudah mendapatkan pembiayaan. "Kami mengharapkan adanya dukungan pemerintah dari segi pembiayaan perbankan, agar bunga dalam negeri lebih kompetitif, terus perbankan lebih mendukung ke industri galangan kapal," ujar Eddy.

Menurutnya, investasi galangan kapal tidak hanya bicara soal pembangunan dan pembuatan kapal saja, namun juga investasi di bisnis perbaikan kapal, yang saat ini jumlahnya masih sangat minim.

Jika dibandingkan industri galangan kapal negara lain, pada 2014, Tiongkok, yang baru mengembangkan industri galangan kapal 15 tahun terakhir, menyerahkan kapal sebanyak 45 juta Dead Weight Ton (DWT) atau 41 persen dari penyerahan kapal seluruh dunia.

Selain itu, Korea mampu mengirim 30-an juta DWT atau 28 persen hingga 30 persen dari penyerahan kapal seluruh dunia, sedangkan Jepang mampu mengirim 20 juta DWT. "Yang mengejutkan adalah Filipina, yang baru masuk industri galangan kapal 15 tahun terakhir, tahun lalu sudah 'delivery' 4,8 juta DWT atau 3 persen dari penyerahan kapal dunia," kata Eddy.

Selain itu, tambahnya, 10 tahun kembangkan industri galangan kapal, Vietnam mampu mengirim 1,8 juta DWT atau 1,5 persen dari penyerahan kapal seluruh dunia. Sementara itu, lanjut Eddy, masuk industri galangan kapal sejak jaman Belanda, Indonesia baru mampu mengirim 600 ribu DWT hingga 700 ribu DWT atau 0,48 persen dari penyerahan kapal seluruh dunia. "Inilah saatnya industri galangan kapal tumbuh di negara maritim nomor satu dunia," kata Eddy. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: