Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menko: Neraca Perdagangan Pasti Defisit

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan neraca perdagangan bisa kembali mengalami defisit, setelah pada tiga bulan pertama 2015 tercatat surplus, karena pemerintah membutuhkan impor untuk pembangunan infrastruktur.

"Pasti itu akan terjadi (kemungkinan defisit), kita kalau membangun infrastruktur memerlukan banyak impor barang modal. Begitu juga investasi asing, mereka membangun pabrik juga mengimpor barang modal. Itu akan menyumbang defisit," katanya di Jakarta, Jumat (17/4/2015).

Sofyan mengatakan meskipun impor barang modal akan meningkat untuk membantu pertumbuhan investasi, namun impor tersebut berkualitas dan dalam jangka panjang dapat ikut membantu mendorong kinerja perekonomian.

"Tidak ada masalah selama kualitas defisit itu bagus. Dulu 'current account deficit' kita besar, karena impor untuk BBM subsidi. Sekarang misalnya impor untuk membangun pembangkit listrik, awalnya itu menyumbang defisit, tapi setelah jadi, industri akan berkembang dan mendorong ekspor," ujarnya.

Namun, ia mengakui perlu ada upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor dan caranya adalah dengan meningkatkan kinerja sektor industri subtitusi impor serta mendorong pemanfaatan tingkat komponen dalam negeri. "Kita harus menciptakan teknologi untuk meningkatkan tingkat komponen dalam negeri. Itu perlu waktu, misalnya kalau sekarang untuk membangun pembangkit listrik, ada kewajiban komponen dalam negeri 40 persen, nanti itu bisa dinaikkan lagi. Jadi tidak bisa tercapai dalam sekejap, yang penting jelas dan konsisten," jelasnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melansir neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2015 mengantongi surplus sebesar 1,13 miliar dolar Amerika Serikat, yang dipicu oleh surplus non-migas sebesar 1,41 milliar dolar AS. "Neraca perdagangan mengantongi surplus sebesar 1,13 miliar dolar AS yang dipicu surplus non-migas sebesar 1,41 miliar dolar AS, sementara defisit migas sebesar 279,2 juta dolar AS," kata Kepala BPS Suryamin, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (15/4/2015).

Secara kumulatif, neraca perdagangan periode Januari-Maret 2015 masih mencatatkan surplus 2,43 miliar dolar AS. Dengan secara keseluruhan neraca non-migas mencatatkan kinerja surplus sebesar 2,83 miliar dolar AS, sementara defisit neraca migas kurang lebih sebesar 400 juta dolar AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: