Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kapan 'Reshuffle'? JK: Tunggu Saja, Tunggu Saja

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan agar berbagai pihak menunggu saja terkait dengan isu akan adanya "reshuffle" atau perombakan kabinet guna memperbaiki kinerja pemerintahan.

"Tunggu saja, tunggu saja," kata Jusuf Kalla ketika ditanyakan wartawan soal "reshuffle" di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (3/7/2015).

Wapres juga tidak mau mengomentari terkait siapa saja sosok yang seharusnya dirombak atau terlibat dalam perombakan kabinet tersebut. Di tempat terpisah, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menginginkan Presiden Joko Widodo untuk jangan melakukan "reshuffle" atau perombakan kabinetnya selama bulan Ramadhan, karena banyak hal lain yang perlu lebih diperhatikan.

"Saya sampaikan kepada Presiden, Pak sekarang menghadapi Ramadhan, tolong prioritaskan soal harga sembako. Juga jangan ada soal 'reshuffle'," kata Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, setelah bertemu Presiden di Komplek Istana Kepresidenan, Jumat.

Menurut Ketua MPR, saat ini bukanlah waktu yang tepat mengingat para menteri sedang bekerja keras untuk rakyatnya. Sementara itu, politisi senior Partai Golkar Priyo Budi Santoso mengatakan, jika mencermati bahasa tubuh Presiden Joko Widodo, tampaknya ia akan segera melakukan "reshuffle" kabinet.

"Reshuffle kabinet itu adalah hak prerogatif presiden sehingga bisa kapan saja ia melakukannya. Saya menduga bisa saja reshuffle itu dilakukan setelah lebaran," kata Priyo, pada diskusi "Dampak Isu Reshuffle terhadap Dinamika Politik dan Ekonomi di Daerah" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu (1/7/2015).

Jika Presiden Joko Widodo jadi melakukan "reshuffle", Priyo menyatakan dirinya akan memantau apakah Presiden dapat merekrut figur terbaik guna membantu pemerintahan.

Sementara itu, Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prasetiantono mengatakan perombakan menteri di bidang perekonomian dapat menjadi kunci untuk mengatasi permasalahan ekonomi dan melemahnya nilai rupiah.

"Kunci mengatasi (permasalahan ekonomi) adalah reshuffle dengan mencari orang yang tepat. Menko perekonomian dan menkeu harus orang yang bisa mempengaruhi persepsi pasar," ujar Tony di Jakarta, Kamis (2/7/2015).

Ia mengatakan menteri bidang perekonomian di Kabinet Kerja kini dinilai pasar tidak kredibel karena menetapkan target yang terlalu optimistis pada awal masa kerja, tetapi kini saat terjadi pelemahan ekonomi tidak ada aksi konkret yang dilakukan. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: