Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pelemahan Rupiah Buat Proyek Ciputra Tertunda

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga saat ini membuat perusahaan properti sekelas PT Ciputra Development Tbk (CTRA) menunda proyek-proyek baru miliknya.

Direktur Keuangan Ciputra Development Tulus Santoso mengatakan pelemahan rupiah saat ini membuat perseroan kesulitan dalam menentukan harga jual propertinya. Hal inilah yang menghambat proyek-proyeknya.

"Jadi, dari pihak kontraktor juga belum bisa menghitung. Kalau tidak stabil seperti ini kita tidak bisa tentukan harga. Jadi ada stagnasi, kita jadi belum bisa bangun kalau kontraktor belum tentukan harga," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Kamis (27/8/2015).

Ia menyebutkan pelemahan rupiah ini memberikan pengaruh terhadap harga bahan baku impor. Bahan baku impor dalam proyek-proyek perseroan sendiri mencapai sebesar 20 persen dari keseluruhan bahan baku.

"Pengaruh pelemahan rupiah jadi ke harga bahan baku itu kena inflasi, tapi sejauh ini belum terlalu signifikan. Tapi, yang langsung (bahan baku) impor terpengaruh. Landed tidak ada kalau yang high end seperti apartemen ada bahan baku impor kira-kira 20 persen," jelasnya.

Pihaknya berharap nilai tukar rupiah terhadap dolar bisa stabil sehingga perseroan bisa melanjutkan proyek yang tertunda tersebut. "Ini bukan karena naik (pelemahan rupiah terhadap dolar), tapi kalau stabil pasti beres. Dalam 1-2 bulan ke depan sudah bisa kerja," terangnya.

Tahun 2015 ini sebenarnya perseroan optimis menargetkan marketing sales tumbuh 27 persen menjadi sebesar Rp 10,96 triliun. Namun, dengan adanya penundaan proyek ini bukan tidak mungkin hal yang sama akan terjadi pada perolehan marketing sales perseroan.

Seperti diketahui, proyek-proyek baru yang akan diluncurkan perseroan terdiri dari enam proyek residensial, masing-masing di Samarinda seluas 58 ha (CitraGarden Hills), Malang seluas 50 ha (CitraGarden City), Cileungsi seluas 82 ha (CitraLand), Lampung seluas 35 ha (CitraLand), dan Kendari seluas 60 ha (CitraGrand).

Selain itu, akan diluncurkan pula proyek high-rise yang meliputi apartemen Fatmawati dengan luas pengembangan 4,5 ha, sebuah proyek mixed-use seluas 2 ha yang terdiri dari apartemen, kantor, dan hotel di Kemayoran, office tower di Ciputra International Jakarta serta office tower dan SOHO di Ciputra World Surabaya. Di samping itu juga akan dikembangkan proyek villa seluas enam ha yang merupakan bagian dari proyek Ciputra.

Sementara itu, berdasarkan data Jakarta Interspot Dollar Rate (Jisdor) nilai tukar rupiah pada awal tahun ini berada di posisi Rp 12.474 per dolar AS. Kemudian sempat menyentuh Rp 14.102 per dolar AS pada 26 Agustus 2015 dan hari ini rupiah berada di posisi Rp 14.128 per dolar AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: