Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Kronologi Evakuasi Dokter Firman Budi di Papua

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Pesawat PK-RCC yang membawa pasien atas nama dr. Firman Budi beserta dua perawat Intan dan Ade yang terkena malaria di distrik Iwur pedalaman Papua mendarat dengan selamat di Bandara Sentani, Jayapura. Ketiga pasien itu, Kamis (26/11/2015), dirawat di Rumah Sakit Umum Yowari.

"Proses evakuasi sangat mendebarkan.‎ Semua pasien langsung dibawa ke RSU Yowari dengan bantuan mobil ambualance SAR," kata dr Graz Rimba dari Artha Graha Peduli Dokter yang mengoordinasikan proses evakuasi dalam rilis pers yang diterima redaksi Warta Ekonomi di Jakarta, Kamis (26/11/2015).

Menurut Graz, evakuasi sukses dilakukan dengan bantuan tim gerakan AG Peduli Dokter dan juga tim SAR, Kementerian Kesehatan, dan dinkes setempat. "Artha Graha Peduli Dokter didirikan untuk membantu para dokter yang menjalankan tugas negara di daerah terpencil dan perbatasan negara. Jangan sampai ada dokter yang gugur dalam tugas negara seperti dokter Andra tempo hari," katanya.

Berikut kronologi proses evakusi dr. Firman Budi, perawat Intan, dan perawat Ade dari wilayah kerja puskesmas Distrik Iwur di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

‎24 November 2015
Pukul 18.33 WIB dr Graz m‎endapatkan info dari drg. Linda di Kemenkes bahwa ada yang mengalami sakit malaria di daerah kerja Puskesmas Iwur. Informasi awal ada empat orang yang sakit dengan salah satunya dokter. Mereka tergabung dalam tim nusantara sehat yang ditugaskan ke pedalaman di Indonesia.

"Ibu Linda minta kalau bisa dibantu dalam proses evakuasinya," katanya.

Dokter Firman Budi dan dua perawat sudah seminggu sakit demam naik turun meski masih sadar. Ketiganya sudah diinfus di Puskesmas Iwur. Menurut Aisyah yang sedang bertugas di puskesmas, kondisi dr Budi sudah demam kurang lebih satu minggu, suhu paling tinggi sempat mencapai 40 derajat celcius disertai gejala mual, pusing, dan lemas.

Diketahui, stok obat-obatan dan cairan infus di sana sudah mau habis sehingga mereka mohon bantuan evakuasi dari Puskesmas Iwur ke Jayapura agar bisa menerima bantuan medis yang lebih baik. Rencana evakuasi dimatangkan dengan menjajaki mengirimkan pesawat. Di Iwur ada landasan rumput untuk pesawat kecil panjang landasan sekitar 400 meter dengan berjarak 800 meter dari rumah dinas Puskesmas Iwur.

Waktu itu belum tahu apakah evakuasi akan berlangsung di landasan udara Iwur atau Oksibil. Dari Kemenkes dan Dinkes Provinsi Papua sudah menyiapkan pesawat MAF untuk evakuasi.

Tim AG Peduli Dokter memutuskan evakuasi jalur darat tidak mungkin dilakukan mengingat waktu sudah malam dan kondisi pasien juga tidak memungkinkan untuk dibawa jalan kaki. Mengingat lokasi puskesmas yang dikelilingi pegunungan dan sulit dicapai maka sangat berisiko apabila terbang bukan dalam kondisi cuaca yang optimal.

Tanggal 25 November 2015

B‎agian operasi AMA (operator penerbangan perintis untuk misionaris) memperoleh kemungkinan adanya pesawat yang bisa digunakan untuk evakuasi dari Iwur ke Jayapura. ‎Pesawat itu jenis Cessna Caravan registrasi PK-RCC. Petugas di Iwur diminta agar mereka standby di runway untuk diangkut menuju Sentani.

Pukul 10.00 WIB pagi pesawat tiba di Iwur untuk evakuasi satu dokter dan dua perawat untuk dibawa ke Sentani Jayapura didampingi oleh satu orang anggota SAR atas nama Elianus Piter Yoku.

Pukul 10.30 WIB koordinasi terus dilakukan dengan pengendali lapangan evakuasi tim SAR Jayapura untuk mempersiapkan kedatangan pasien dengan menyediakan ambulance dan beberapa anggota SAR untuk melakukan evakuasi dan mengawal pasien ke RSU terdekat.

Rabu siang dr Firman Budi dan dua perawat berhasil dievakuasi dan kini mendapat perawatan yang lebih baik di RS Yowari.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: