Mandiri AXA: Aset Melambung Tinggi

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - PT Mandiri AXA General Insurance merupakan perusahaan patungan antara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan AXA Group.

Mandiri AXA General Insurance fokus pada asuransi umum. Pada 2011,  PT Mandiri AXA General Insurance didirikan dan telah memberikan beragam solusi perlindungan kerugian aset dan layanan asuransi umum bagi nasabah dan mitra bisnis.

Mandiri AXA memiliki lima kantor cabang dan sembilan kantor pemasaran di berbagai wilayah Indonesia. Aset Mandiri AXA tumbuh sebesar 65,92% pada 2014. Aset perusahaan patungan ini bergerak dari Rp629,10 miliar pada 2013 menjadi Rp1,05 triliun pada 2014.

Premi neto Mandiri AXA mengalami kenaikan sebesar 44,34%, dari Rp323,22 miliar pada 2013 menjadi Rp466,53 miliar pada 2014. Investasi juga naik signifikan, mencapai 73%, dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2014, nilai investasi perusahaan mencapai Rp790,47 miliar sedangkan tahun sebelumnya hanya sebesar Rp457,46 miliar.

Perusahaan ini memberikan solusi layanan kepada nasabah. Produk-produknya, antara lain, Mandiri AXA Properti yang memberikan manfaat perlindungan dari kebakaran, petir, dan ledakan. Produk lainnya, Mandiri AXA Mobil dengan manfaat perlindungan komprehensif dan total loss only (TLO).

Bagi pemilik kartu kredit, perusahaan ini juga memiliki produk Mandiri AXA Perlindungan Kartu Kredit. Manfaat produk ini adalah memberikan perlindungan atas kehilangan kartu. Perusahaan asuransi patungan ini juga memiliki Mandiri AXA RTI-GAP yang memberikan manfaat perlindungan harga awal kendaraan.

Selain produk, tahun lalu perusahaan ini memperluas jaringan ke kota lain. Mandiri AXA membuka jaringan perkantoran di Jawa Barat. Perusahaan meresmikan kantor cabang pertama di Bandung tersebut sebagai bagian dari strategi perusahaan asuransi ini untuk meraup pasar Jawa Barat.

Menurut pihak perusahaan, pembukaan perusahaan tersebut adalah strategi untuk meningkatkan layanan sekaligus menangkap potensi pasar asuransi umum yang masih sangat besar di Jawa Barat.

Sumber: Majalah Warta Ekonomi Edisi 19