Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BPS: Nilai Impor Bali Anjlok 61,98 Persen

Warta Ekonomi -

WE Online, Denpasar - Bali mengimpor berbagai jenis mesin dan komponen alat produksi mencapai 111,03 juta dolar AS selama sepuluh bulan periode Januari--Oktober 2015.

Nilai impor Bali itu merosot 61,98 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 276,99 juta dolar AS, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panusunan Siregar, di Denpasar, Rabu (2/12/2015).

"Nilai impor tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan nilai ekspor daerah ini yang mencapai 415,61 juta dolar AS pada periode yang sama," katanya lagi.

Ia mengatakan, khusus impor pada bulan Oktober 2015 mencapai 11,75 juta dolar AS, menurun 46,22 persen dibandingkan bulan yang sama tahun 2014 yang tercatat 12,90 juta dolar AS. Namun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya (September 2015) nilai impor mencapai 12,90 juta dolar AS, sehingga terjadi penurunan sebesar 8,89 persen.

Panusunan Siregar menjelaskan, Bali sebagai daerah tujuan wisata utama di Indonesia mengimpor mesin-mesin dan aneka jenis barang produksi, untuk diolah kembali menjadi barang dan aneka jenis cenderamata yang siap diekspor ke pasaran luar negeri yang mampu memberikan nilai tambah jauh lebih besar.

Impor alat produksi itu dinilai lebih menguntungkan, karena memberikan nilai tambah dibandingkan dengan mendatangkan bahan makanan atau minuman untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang hanya menghabiskan devisa.

Impor yang dilakukan Bali berupa alat produksi (peralatan listrik) dan alat produksi lainnya yang mampu memberikan dampak positif dalam memacu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan perolehan devisa, dan pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Panusunan menambahkan, komponen impor itu antara lain produk bahan bakar mineral 25,97 persen, menyusul produk mesin-mesin (mekanik) 22,99 persen, dan produk perhiasan (permata) 10,84 persen. Selain itu, juga produk mesin (peralatan listrik) 8,60 persen serta produk kapal terbang dan bagiannya sebesar 5,77 persen.

"Aneka jenis produk luar negeri itu didatangkan dari Singapura 28,61 persen, menyusul Australia 13,62 persen, Tiongkok 11,38 persen, Amerika Serikat 9,43 persen, dan Malaysia 8,31 persen," ujar Panusunan Siregar. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: