Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Turki Tingkatkan Keamanan Jelang Kunjungan Merkel

Warta Ekonomi -

WE Online, Gaziantep, Turki - Provinsi Gaziantep, Turki, yang berada di perbatasan, meningkatkan keamanan pada Sabtu (23/4/2016), untuk menghadapi rencana kunjungan Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Dewan Uni Eropa Donald Tusk, termasuk singgah di sebuah kamp pengungsi.

Personel polisi yang tak berpakaian dinas berpatroli di kota Gaziantep, ibu kota provinsi itu yang berbatasan dengan wilayah Suriah yang dikendalikan kelompok bersenjata IS dan telah berulang-ulang dihatam roket dari sisi lain perbatasan itu beberapa pekan terakhir.

Merkel, bersama Tusk dan Wakil Presiden Komisi Eropa Frans Timmermans, dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu untuk membahas krisis migrasi setelah mengunjungi sebuah kamp pengungsi di kota Nizip.

Pada Jumat (22/4/2016), roket-roket menghantam Kilis, di sebelah timur Gaziantep di sepanjang perbatasan Suriah, membunuh dua orang dan melukai empat orang lainnya. Merkel telah dijadwalkan mengunjungi Kilis akhir pekan lalu, tetapi kemudian lokasi dan waktu lawatan itu diubah.

Kunjungan satu hari pada Sabtu terjadi ketika Turki dan Uni Eropa mencoba melaksanakan perjanjian pengembalian migran dengan Yunani yang bertujuan menghentikan arus migran melintasi Laut Aegean dengan mematahkan model bisnis "penyelundup". Kelompok-kelompok hak asasi menusia mempertanyakan legalitas perjanjian tersebut.

Pernjian itu, dibarengi dengan penutupan-penutupan perbatasan di Eropa yang membuat para penyelundup tak dapat menjamin jalan masuk ke negara-negara di bagian utara Eropa, pada awalnya memperlambat jumlah kedatangan-kedatangan baru ke Yunani dengan tajam.

Seorang pejabat senior Turki mengatakan fokus utama kunjungan Merkel, Tusk dan Timmermans ialah mengenai hubungan dengan EU dan pelaksanaan perjanjian migran itu, termasuk bagaimana menggunakan dana 3 miliar euro (3,37 miliar dolar AS) sebagaimana dijanjikan.

Pada Rabu, Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mengatakan Uni Eropa perlu lebih pragmatis dalam mengeluarkan uang tunia yang dimaksudkan untuk membantu mengelola krisis migran, dengan mengatakan ada masalah-masalah dalam pengiriman dana. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: