Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Teman Ahok Diserang, Adian: Kok Bisa 3 Bulan Kumpul 1 Juta KTP?

Oleh: ,

Warta Ekonomi, Jakarta -

Politisi PDIP yang sekaligus petinggi organisasi masyarakat Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Adian Napitupulu meragukan kinerja relawan Teman Ahok yang berhasil mengumpulkan satu juta lebih KTP sebagai syarat cagub jalur independen.

Seperti diketahui, teknik pengumpulan KTP untuk Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dilakukan dalam dua tahap. Pada rentang waktu Juni 2015 hingga 2016, terkumpul sekira 770 ribu KTP hanya untuk Ahok saja. Setelah terbit peraturan baru dalam revisi UU Pilkada, Teman Ahok kembali melakukan pengumpulan KTP untuk Ahok berserta calon pasangannya Heru Budi Hartono.

"Masak dalam waktu tiga bulan setengah mana mungkin sanggup mengumpulkan satu juta KTP serta data pribadi yang lengkap? Mesinnya bukan mesin anak ranting yang bisa sampai RT/RW. Misalnya, PDIP ada 200-an anak ranting," kata Adian dalan konferensi pers di Bumi Pospera, Jakarta, Sabtu (25/6/2016).

Dari kaca mata bisnis, imbuhnya, Teman Ahok itu bukan relawan tapi organizer yang memperkerjakan sekian banyak karyawan kontrak. Sementara itu, Adian juga menyoroti masalah keterbukaan anggaran yang dilakukan oleh Teman Ahok untuk operasional pengumpulan KTP yang sering berubah-ubah.

"Anggaran berubah-ubah, pertama Rp2,5 miliar, lalu Rp3,5 miliar, terakhir Rp6 miliar. Yang benar yang mana? Dalam demokrasi ya harus transparansi, ayo dong transparan," tambahnya.

Adian pun meminta Teman Ahok untuk secara gamblang berani membuka fakta, baik dari soal anggaran maupun jumlah KTP yang dikumpulkan.

"Saya cari-cari, Teman Ahok punya rekening enggak? Saya cari enggak ketemu. Apakah di bawah tangan dan di bawah meja semua? PPATK tidak bisa menelusuri. Berapa anggaran yang mereka gunakan untuk mengumpulkan 1,7 juta KTP itu. Mungkin enggak? Jujur saja, kalau tidak mencapai segitu, Ahok pasti akan maklum kok," tandasnya.

Sementara itu, Sekjen DPP Pospera Rahim menuding Teman Ahok sudah mendistorsi makna kata relawan apabila benar kabar yang menyebutkan bahwa tiap anggota Teman Ahok mendapat upah jutaan rupiah per bulan.

"Dari sudut pandang ilmu militer, Teman Ahok itu alat kamuflase untuk dua tujuan. Pertama, menyamarkan target sesungguhnya. Kedua, menjadi alat tawar-menawar untuk menakut-nakuti lawan (partai)," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: