Kementerian Transportasi Rusia mencabut larangan perjalanan udara sementara ke Turki yang diberlakukan menyusul kekhawatiran akan kerusuhan setelah upaya kudeta gagal di negara tersebut.
Mengutip BBC di Jakarta, Senin (25/7/2016) Kementerian Transportasi mengatakan keputusan untuk mencabut pembatasan tersebut diambil "setelah menerima jaminan dari pihak Turki mengenai kebijakan mendesak untuk meningkatkan keamanan warga Rusia."
"Penerbangan reguler seluruh maskapai yang melayani penerbangan dari wilayah Rusia ke Turki dibuka kembali," kata Kementerian Transportasi Rusia dalam siaran pers.
Sebelumnya, hubungan Turki dan Rusia sempat memburuk setelah Turki menembak jatuh pesawat tempur Rusia di dekat perbatasan Turki-Suriah pada November 2015. Merespons penembakan tersebut, Rusia memberlakukan sanksi perdagangan dan menghentikan sejumlah proyek besarnya di Turki serta memutus arus wisatawannya.
Bulan lalu, hanya beberapa hari setelah rujuk dengan Israel, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta maaf atas peristiwa tersebut dan mengajukan rekonsiliasi hubungan dengan Rusia.
Turki mengandalkan pendapatan dari sektor wisata karena tidak memiliki sumber energi dan sangat tergantung pada pelancong dari negara tetangga seperti Rusia dan Iran. Tindakan Rusia tersebut merupakan pukulan telak bagi industri pariwisata Turki.
Pantai Mediterania Turki adalah magnet bagi wisatawan Rusia dan banyak bisnis Turki yang mengandalkan sejumlah besar pengunjung Rusia di musim panas.
Upaya kudeta terhadap pemerintahan Presiden Turki Recep Tayyip Erdo?an terjadi pada 15 Juli lalu di Ankara dan Istanbul. Perdana menteri Turki menyebutkan sebanyak 265 orang tewas dalam upaya kudeta tersebut pada Sabtu (16/7/2016) lalu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement
