Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Intiland Genjot Penjualan Lahan Industri Demi Capai Target Marketing Sales

Intiland Genjot Penjualan Lahan Industri Demi Capai Target Marketing Sales Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
Warta Ekonomi, Jakarta -
PT Intiland Development Tbk (DILD) masih optimis bisa mencapai target pra penjualan (marketing sales) tahun ini yang sebesar Rp 2,5 triliun. Meski, hingga sembilan bulan pertama perseroan baru mengantongi marketing sales Rp 1,4 triliun atau 54 persen dari target.?
Sekretaris Perusahaan Intiland Development Theresia Rustandi mengungkapkan bahwa dalam mencapai target tersebut pihaknya?akan menggandalkan penjualan di segmen bisnis kawasan industri.?Intiland memiliki kawasan industri?Ngoro yang terletak di wilayah Surabaya, Jawa Timur.
Ia melihat, penjualan kawasan industri tersebut masih dapat dimaksilkan lagi kinerjanya. Apalagi saat ini sudah ada beberapa pembeli potensial yang sedang dalam tahap negosiaisi dengan perusahaan.?
?Per September penjualan lahan industri baru menyumbang sekitar Rp80-an miliar,? katanya saat Project Visit Regatta, Kamis (10/11/2016).
Lebih lanjut dirinya mengatakan, saat ini investor membutuhkan lahan industri yang cukup besar untuk memenuhi kegiatan bisnisnya. Dengan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) yang berada di kisaran Rp1,7 juta per meter persegi perseroan optimistis penjualan lahan industri dapat mendongkrak angka pra penjualan.?
Hingga akhir tahun ,perseroan menargetkan dapat menjual sebanyak 20 hektar hingga 50 hektar lahan di kawasan Industri Ngoro. Namun jika melihat history pendapatan perseroan, selama ini Intiland mengandalkan penjualan highrise building dan juga landed houses sebagai kontributor utama pendapatannya.?
Hal tersebut dapat dilihat dari porsi pendapatan Intiland di 2015, dimana segmen high rise dan mix used menyumbang Rp1,08 triliun atau sekitar 49 persen dari total pendapatan, kemudian penjualan kawasan perumahan menyumbang sebsar Rp701 miliar atau sekitar 32 persen. Sedangkan bisnis lahan industri hanya berkontribusi sebesar 8,7 persen atau sekitar Rp192,3 miliar.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: