Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KAI Sebut Arus KA Meningkat Enam Persen/Tahun

KAI Sebut Arus KA Meningkat Enam Persen/Tahun Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Semarang -

PT Kereta Api Indonesia menyebutkan arus atau lalu lintas perjalanan kereta api (KA) mengalami peningkatan minimal enam persen dalam setiap tahunnya.

"Arus (transportasi, red.) melalui KA meningkatnya drastis. Minimal enam persen/tahun pasti naik untuk KA jarak jauh," kata Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro di Semarang, Minggu malam (27/11/2016).

Hal tersebut diungkapkannya di sela konser "Ngamen Antikorupsi" di Stasiun Tawang, Semarang, yang merupakan gelaran hasil kerja sama KAI dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Edi menjelaskan kenaikan arus lalu lintas KA untuk jarak dekat juga terjadi, seperti di Jakarta yang sekitar dua tahun lalu masih mengangkut sekitar 500 ribu penumpang setiap hari.

Namun, kata dia, jumlah rata-rata penumpang yang diangkut KA jarak dekat di Jakarta bisa mencapai 850 ribu orang/hari sehingga dibutuhkan upaya pengembangan untuk peningkatan layanan.

Menurut dia, upaya pengembangan pelayanan KA tentu tidak bisa dilepaskan dari pengoptimalan aset, termasuk aset-aset milik KAI yang selama ini masih dikuasai oleh pihak-pihak lain.

Edi menuturkan kemajuan suatu negara, salah satunya bisa terpotret dari aktivitas masyarakat golongan menengah ke bawah yang untuk bertransportasi menggunakan layanan angkutan KA.

Ditanya kendala pengembalian aset-aset milik KAI, ia mengakui sebenarnya tidak sulit kalau KAI sudah menunjukkan bukti kepemilikan atas lahan atau aset yang dimaksudkan tersebut.

"Masyarakat secara umum mengakui kalau (aset-aset, red.) milik KA. Mengapa dulu dibiarkan dan sekarang dibutuhkan? Karena kami ingin menambah pelayanan kepada masyarakat," katanya.

Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengakui pengembalian aset-aset KAI sebagai hal yang dibutuhkan seiring dengan pengembangan infrastruktur perkeretaapian untuk melayani masyarakat.

"Jadi, KPK datang tidak hanya nyanyi (Ngamen untuk sosialisasi antikorupsi, red.), kami kirim juga tim ke Belanda untuk mempelajari aset-aset KA ini ada di mana saja," katanya.

Dari hasil pengkajian tim, kata dia, aset-aset KAI yang selama ini dalam penguasaan pihak lain diupayakan dikembalikan untuk dimanfaatkan dan dikembangkan untuk pelayanan publik.

Pemerintah, katanya, membangun peradaban lewat KA, sebab bangsa yang besar pasti mengutamakan perkeretaapian sebagai sarana transportasi publik, seperti Jepang dan Prancis.

"Ada cinta kasih pemimpin (bangsa, red.) di sana (perkeretaapian, red.). Dari perkeretaapian dibangun peradaban di sana. Namun, sekian tahun tidak kita rawat dengan baik," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: