Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Masukan Garda Bangsa untuk PKB Soal Ahok-Anies

Ini Masukan Garda Bangsa untuk PKB Soal Ahok-Anies Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dewan Koordinasi Nasional (DKN) Garda Bangsa sebagai badan otonom Partai Kebangkitan Bangsa menggelar diskusi bertema "Ahok atau Anies?" dengan harapan dapat membantu kalangan PKB dalam menentukan pilihan pada Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.

"Kita sengaja menggelar diskusi dengan tema 'Ahok atau Anies?' untuk memberi masukan bagi PKB dalam menentukan pilihan," kata Ketua Umum Garda Bangsa Cucun A Syamsurijal di kantor DKN Garda Bangsa di Jakarta, Jumat (24/2/2017).

Sekretaris Fraksi PKB DPR RI itu berharap masukan tersebut dapat diterima berbagai kalangan PKB, baik itu kader, simpatisan maupun konstituen. "Tentunya, PKB tetap harus mendahulukan aspek 'darul mafasid muqaddamun ala al jalbil masholih'. Artinya, mendengarkan masukan dari semua kalangan," kata Cucun.

Salah satu pembicara, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Hanief Saha Ghafur menegaskan, PKB sebagai anak kandung NU harus terlibat dalam Pilkada DKI putaran kedua. Namun, keberpihakan PKB selayaknya mempertimbangkan risiko paling menimalis.

"Saya kok melihat, risiko untuk memilih pasangan nomor dua yaitu Ahok-Djarot jauh lebih besar ketimbang memilih pasangan nomor urut tiga, Anies-Sandi," katanya.

Menurut Hanief, PKB harus cerdas mengkritisi apa yang dilakukan oleh Ahok selama ini, baik dari sisi kebijakan, perilaku maupun prestasinya. Begitu juga dalam melihat pasangan nomor tiga.

Hanya saja, kata dia, kelemahan Ahok jauh lebih besar dibanding sosok Anies. Coba lihat dari sisi kinerja baik serapan anggaran APBD maupun dari kondisi banjir. Ternyata serapan anggaran pemerintahan Ahok hanya 60 persen. Artinya banyak program yang tak jalan.

"Ini masalah besar. Kemana saja kinerja Ahok? Jadi memilih Anies lebih tepat dibanding ke Ahok. Dari sisi perilaku, warga Nahdliyin tentu sudah paham bagaimana perilaku Ahok selama ini. Makanya, secara partai PKB harus bersikap dan mencari risiko atau mudharat yang mana yang lebih kecil," ucapnya.

Sementara, Rumadi Ahmad dari Lakpesdam menuturkan, beberapa poin prespektif partai politik dalam memilih pemimpin nonmuslim itu tidak terlalu penting.

"Partai yang Islam banget juga banyak berpasangan dengan calon yang nonmuslim. Saat ini itu sudah biasa," tuturnya.

Dia melanjutkan, dalam parpol hal itu sudah tidak menjadi persoalan karena partai itu masuk dalam konstitusi dan UU. Oleh karenanya, persoalan yang terkait dengan kepemimpinan nonmuslim tidak lagi jadi persoalan. "Sebenarnya ini bukan lah hal yang dibakukan," tegasnya.

Menurut dia, sebenarnya, sikap PKB lebih ringan karena tidak ada beban ideologi keagamaan dalam partai ini. "Kalau memang mau memilih maka silakan pilih yang lebih bermanfaat bagi partai," ucapnya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: