Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menteri Keuangan AS Targetkan Reformasi Pajak pada Agustus

Menteri Keuangan AS Targetkan Reformasi Pajak pada Agustus Kredit Foto: Arif Hatta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Keuangan Amerika Serikat Steven Mnuchin berjanji bakal melakukan reformasi pajak yang menurutnya sebagai langkah yang sangat penting dan signifikan sebelum kongres pada Agustus. Dalam wawancara televisi pertamanya setelah menjabat, Mnuchin kepada CNBC menegaskan yang menjadi prioritasnya adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Mnuchin mengatakan bahwa pemotongan pajak akan dikombinasikan dengan deregulasi aturan, yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi di level 3 persen pada akhir 2018.

Ia menambahkan bahwa timnya masih melihat ada ruang untuk penyesuaian tarif impor. Sebelumnya Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan rencana fenomenal untuk sistem reformasi pajak AS di awal Maret.

"Kami berkomitmen untuk mewujudkan reformasi pajak. Saya sangat yakin akan ada pengaruh signifikan, dimana program tersebut akan difokuskan pada pengurangan pajak, penyederhanaan aturan dan membuat pajak dalam bisnis lebih kompetitif," kata Mnuchin, seperti diktuip dari laman BBC di Jakarta, Minggu?(26/2/2017).

Seperti diketahui, Steven Mnuchin dikukuhkan sebagai Menteri Keuangan oleh Senat AS pada awal pekan lalu. Mantan eksekutif Wall Street tersebut diyakini seagai pelaku ekonomi paling senior di pemerintahan AS. Namun, janjinya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi AS di level 3 persen, lebih rendah dari janji Trump sebelumnya saat kampanye yang ingin mencapai pertumbuhan ekonomi AS sebesar 4 persen.

Rencana pemerintahan baru AS untuk melakukan reformasi pajak dan penyederhanaan aturan mendapatkan sambutan baik oleh investor yang mengharapkan keuntungan perusahaan akan didorong oleh kebijakan baru.

Bursa saham AS mengalami lonjakan cukup tinggi sejak pemilihan Presiden AS, November lalu yang dijuluki "Trump rally". Sementara Mnuchin yang juga diwawancara oleh Fox Business Network menerangkan bahwa gagasan tentang pajak tambahan untuk produk impor yang datang ke AS masih sedang dipelajari.

"Kami sedang membahasnya secara serius, ada aspek-aspek tertentu yang kita khawatirkan,dan ada aspek-aspek tertentu yang kita sukai," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: