Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Donald Trump Tegaskan AS Harus Perkuat Persenjataan Nuklir

Donald Trump Tegaskan AS Harus Perkuat Persenjataan Nuklir Kredit Foto: Reuters/Carlos Barria
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Donald Trump menegaskan keinginannya agar Amerika Serikat memperkuat persenjataan nuklirnya. Pernyataan tersebut ia ungkapkan sejak menjabat sebagai presiden. Trump mengatakan 'kemampuan nuklir AS telah jauh tertinggal' dan harus diubah untuk 'berada di tempat teratas.'
?
Menurut lembaga nonpartisan AS Arms Control Association, Amerika Serikat memiliki 7.100 senjata nuklir, sementara Rusia memiliki 7.300. Presiden menyatakan bahwa ia prihatin atas persenjataan nuklir AS yang tertinggal jauh.
?
Namun, dalam wawancara dengan kantor berita Reuters, ia menuturkan bahwa akan menjadi hal yang 'indah dan menjadi sebuah impian' jika tidak ada negara yang memiliki senjata nuklir.
?
"Saya adalah orang pertama yang ingin agar semuanya, tidak ada yang memiliki nuklir, tapi kita tidak boleh tertinggal oleh negara-negara lain, sekalipun negara sahabat, kita tidak boleh ketinggalan dalam hal senjata nuklir. Akan merupakan hal yang indah, dan menjadi sebuah impian andai tidak ada negara yang memiliki nuklir. Tetapi bila ada negara-negara yang memiliki nuklir, kita harus berada di tempat teratas," kata Trump, seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Senin (27/2/2017).
?
Pernyataan terbarunya mengenai senjata nuklir tersebut menegaskan sebuah cuitan yang ia tulis beberapa minggu setelah kemenangannya dalam pemilu, bahwa ia berjanji untuk meningkatkan kemampuan nuklir AS.
?
Selama kampanye Trump menyebut proliferasi nuklir sebagai 'satu-satunya masalah terbesar' yang dihadapi dunia. Trump juga mengatakan bahwa ia tidak bisa mengesampingkan kemungkinan penggunaan senjata nuklir terhadap Eropa.
?
Sebuah perjanjian pembatasan senjata strategis baru antara AS dan Rusia, yang dikenal sebagai New Start, menetapkan bahwa tanggal 5 Februari tahun 2018, kedua negara harus membatasi persenjataan nuklir strategis mereka ke jumlah yang setara sepanjang 10 tahun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: