Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sektor Pertambangan Belum Membaik, Pendapatan UNTR Turun 8%

Sektor Pertambangan Belum Membaik, Pendapatan UNTR Turun 8% Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatat pada tahun 2016 pendapatan bersih konsolidasi turun sebesar 8 persen menjadi Rp45,5 triliun dibandingkan Rp49,3 triliun pada tahun 2015.
Presiden Direktur United Tractors, Gidion Hasan menuturkan bahaw penurunan pendapatan bersih ini utamanya disebabkan oleh penurunan volume produksi dan pendapatan dari unit usaha Kontraktor Penambangan.

?Masing-masing unit usaha seperti Mesin Konstruksi memberikan kontribusi 32 persen, Kontraktor Penambangan berkontribusi 53 persen, Pertambangan menyumbanng 11 persen, dan Industri Konstruksi hanya 4 persen terhadap total pendapatan bersih konsolidasi,? terangnya, dalam keterangan resmi, di Jakarta, Senin (27/2/2017).

Meski begitu, lanjut Gidion,? laba bersih perseroan di tahun 2016 yang mencapai Rp5 triliun, naik 30 persen jika dibandingkan dengan laba bersih tahun 2015 sebesar Rp3,9 triliun. Namun, hal tersebjt setelah adanya pembebanan biaya atas kerugian penurunan nilai properti pertambangan pada tahun 2015.

?Jika tanpa memperhitungkan pembebanan biaya non kas atas penurunan nilai ini, laba bersih Perseroan turun 22 persen dari? tahun 2015 yang sebesar Rp6,4 triliun,? jelasnya.
Untuk segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat peningkatan penjualan alat berat Komatsu sebesar 3 persen menjadi 2.181 unit, dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 2.124 unit. Peningkatan penjualan alat berat tersebut didorong oleh peningkatan penjualan di sektor konstruksi dan pertambangan. Komatsu mampu mempertahankan posisi sebagai market leader alat berat, dengan pangsa pasar domestic sebesar 32 persen (berdasarkan riset pasar internal).

?Di sisi lain, penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat turun sebesar 5 persen menjadi sebesar Rp5,8 triliun. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat peningkatan sebesar 7 persen menjadi Rp14,6 triliun,? tambahnya.
?
Sementara itu, di bidang usaha Kontraktor Penambangan yang dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA) mencatat penurunan pendapatan bersih sebesar 21 persen menjadi sebesar Rp24 triliun, dibandingkan Rp30,5 triliun pada tahun 2015. Hasil ini terutama karena penurunan volume pemindahan tanah (overburden removal) sebesar 8 persen menjadi 701,5 juta bcm dari 766,6 juta bcm, sedangkan produksi batubara relatif sama dengan tahun lalu yaitu sebesar 109,2 juta ton.
?
Adapun, untuk segmen usaha pertambangan yang dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung. Penjualan batu bara pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 48 persen menjadi 6,8 juta ton didorong oleh peningkatan kapasitas produksi dan cuaca yang kondusif. Sejalan dengan peningkatan volume penjualan batu bara, pendapatan dari unit usaha Pertambangan meningkat sebesar 34 persen menjadi Rp5,1 triliun dibandingkan Rp3,8 triliun pada tahun 2015.

Selain itu, segmen usaha industri konstruksi yang dijalankan melalui PT Acset Indonusa Tbk (ACSET). ACSET pada tahun 2016 membukukan peningkatan pendapatan bersih dari Rp1,4 triliun menjadi Rp1,8 triliun, dan laba bersih meningkat sebesar 63 persen menjadi Rp68,3 miliar. ?ACSET berhasil membukukan kontrak baru senilai Rp3,8 triliun sepanjang tahun 2016 dibandingkan dengan Rp3,1 triliun sepanjang tahun 2015,? tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: