Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terlibat Fraud Mantan Direktur Pelaksana IMF Dihukum

Oleh: Diaz Priantara, Ak, BKP, CA, CPA, CICA, CCSA, CRMA, CFSA, CIA, CFE

Terlibat Fraud Mantan Direktur Pelaksana IMF Dihukum Kredit Foto: Reuters/Yuri Gripas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pada edisi tanggal 26 Oktober 2016, selain memberitakan skandal megakorupsi di Spanyol yang melibatkan partai politik berkuasa,?WartaEkonomi?juga memberitakan skandal korupsi lain yang melibatkan mantan Direktur Pelaksana IMF periode 2004-2007 Rodrigo Rato. Rato termasuk figur ternama di partai politik yang berkuasa di Spanyol. Ia dituduh membeli barang mewah dengan kartu kredit secara tidak resmi.

Setelah melalui persidangan panjang, tanggal 23 Februari 2017 Rato dihukum 4,5 tahun penjara. Menurut kantor berita?AFP, Pengadilan Spanyol memvonis Rato bersalah menyalahgunakan kartu kredit perusahaan ketika memimpin Bankia. Meskipun divonis penjara, Rato yang juga mantan menteri perekonomian Spanyol dan deputi perdana menteri di pemerintahan Jose Maria Azmar tahun 1996-2004, tetap bebas karena ia naik banding dan karena status koneksi elitenya.

Bankia SA adalah bank yang dinasionalisasi oleh pemerintah Spanyol di tahun 2012 setelah hampir kolaps. Rato mundur dari Chairman Bankia untuk memudahkan penyelamatan bank tersebut oleh Pemerintah Spanyol.

Pemerintah Spanyol menyuntikkan (bail out) Eur4,5 miliar ke Bankia. Padahal, pada tahun 2012 Bankia adalah bank dengan aset kredit terbesar ketiga di Spanyol dan terbesar pada pembiayaan (aset) real estate. Bankia merevisi laporan keuangan tahun 2011 yang sebelumnya melaporkan laba Eur309 juta, faktanya rugi Eur4,3 miliar.

Selain Rato, 65 orang bankir menerima hukuman penyalahgunaan kartu kredit perusahaan. Miguel Blesa (mantan chairman Caja Madrid) juga dihukum enam tahun penjara. Caja Madrid bersama enam bank lain merger menjadi Bankia.

Dokumen menunjukkan belanja pribadi elite-elite bank tersebut?mencapai Eur12,5 juta.?Fraud?ini terungkap melalui publikasi artikel yang bersumber dari?e-mail?Miguel Blesa. Pada awalnya artikel itu tidak diarahkan kepada investigasi hukum. Malahan, jaksa Madrid mencoba mengajukan tindakan legal terhadap media massa yang menyebarkan?e-mail?Blesa dengan alasan mendapatkan sumber data secara tidak sah. Namun, pemberitaan itu menyebabkan Bankia (di bawah menajemen baru) memerintahkan investigasi internal yang pada akhirnya membawa Rato dan elite-elite Bankia menerima hukuman pidana.

Karier Rato di perbankan relatif singkat yaitu 2010-2012 setelah ia usai berkarya di IMF. Namun karier singkatnya itu menjadi skandal perbankan terbesar di Spanyol selama ini. Rato sebenarnya meneruskan sistem korup yang dibuat oleh pendahulunya yaitu Miguel Blesa yang memimpin Caja Madrid. Rato mereplikasi sistem korup tersebut saat menjalankan Bankia.

Investor kecil mengajukan tuntutan kompensasi kepada Rato Eur1,2 miliar karena telah memberikan informasi yang menyesatkan (misleading) investor.

Survei dua tahunan The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) menunjukkan jasa keuangan, khususnya perbankan, merupakan industri yang paling rawan menderita?fraud. Pelaku?fraud?perbankan berasal dari internal atau eksternal bank atau kerja sama internal dan eksternal bank. Bank yang sering mengalami?fraud?atau menderita?fraud?dalam jumlah signifikan menunjukkan pengendalian risiko?fraud-nya lemah. Bank bukan hanya menderita kerugian materil namun menderita kerugian imateril karena reputasi atau kepercayaan publik terhadap bank dapat memudar.

Kerugian bank karena praktik?fraud?menjadi signifikan bilamana eksekutif bank turut mencetuskan, memelihara, dan menyembunyikan praktik?fraud. Bankia SA, Rodrigo Rato, dan Miguel Blesa adalah contoh kasusnya. Kita berterima kasih kepada pelapor (whistleblower) yang berani mengangkat skandal tersebut yang bermula dari bocornya?e-mail?Miguel Blesa. Ternyata mengungkap?fraud?yang melibatkan elite-elite membutuhkan keberanian dan perjuangan. Pengungkapan?fraud?di Bankia adalah buktinya.

Kasus Bankia SA dapat menjadi pelajaran yang sangat bagus bagi otoritas pemegang kewenangan jasa keuangan untuk mengefektifkan sistem?whistleblowing, mengefektifkan?assurance?di industri keuangan dan komunikasi dengan melibatkan para?auditor intern?dan pemimpin?audit intern?jasa keuangan (bukan hanya melibatkan direktur kepatuhan), mengevaluasi dan mengefektifkan strategi antifraud yang telah ditetapkan oleh Surat Edaran Bank Indonesia. Banyak ruang-ruang yang perlu diperbaiki oleh otoritas dimaksud antara lain:

1. Penyelarasan dan revisi standar?audit intern?yang berlaku di industri jasa keuangan;

2. Evaluasi dan penilaian atas praktik?quality assurance?di aktivitas?audit intern?masing-masing entitas jasa keuangan;

3. Evaluasi dan penilaian keefektifan sistem?whistleblowing?yang dibangun oleh otoritas;

4. Evaluasi, penilaian, dan pemeriksaan keefektifan strategi antifraud masing-masing entitas jasa keuangan;

5. Evaluasi, penilaian, dan pemeriksaan kompetensi?auditor intern?dan spesialis antifraud di masing-masing entitas jasa keuangan;

6. Bersama institusi-institusi profesi terkait meningkatkan kompetensi auditor dan spesialis antifraud serta menyesuaikan standar yang berlaku dengan?framework?dan metodologi yang terus berkembang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: